


Disusun Oleh:
1. Desi Nurmala
Sari ( 6 )
2. Diana Utami ( 7 )
3. Lili Diah Utami (16)
4. Tri Krismonalisa (26)
5. Yachyu Sri
Suhesti (28)


PENGESAHAN
Laporan study tour ini yang
merupakan tugas wajib Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumpiuh
Tahun Ajaran 2013/2014. Kami siswa kelas VIII D yang beranggotakan 5 siswa yaitu:
1. Desi
Nurmala Sari
2. Diana
Utami
3. Lili
Diah Utami
4. Tri
Krismonalisa
5. Yachyu
Sri Suhesti
dengan tujuan study tour ke
Jakarta-Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 17-20 Oktober 2013 dengan
kunjungan di berbagai obyek wisata di Jakarta-Bandung telah selesai kami susun.
Laporan study tour telah di
konsultasikan kepada Guru Bhs.Indonesia serta telah disetujui dan disahkan guna
melengkapi tugas Bhs.Indonesia.
Disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing,
Wali Kelas,
Suhono,S.pd, Dartun Eko Km
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Rudi
Kristanto,S.pd,
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah swt
karena telah melimpahkan nikmat dan hidayahnya sehingga pada kesempatan kali
ini saya dapat menyelesaikan laporan perjalanan study tour ke Bandung-Jakarta
dengan baik.
Kami berupaya menyusun laporan perjalanan
ini secara sistematis.Untuk penyajiannya kami sesuaikan dengan kaidah-kaidah
guru Bahasa Indonesia kami.
Laporan study tour ini dapat
diselesaikan berkat bantuan dari pihak-pihakyang telah memberikan bantuan dan
dukungan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan perjalanan ini yaitu :
1. Bapak Rudi Kristanto,S.Pd, selaku bapak kepala sekolah SMPN
1 Sumpiuh yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengikuti kegiatan
Study Wisata ke Bandung-Jakarta
2. Bapak Dartun Eko K.M,Kom, selaku wali kelas kami yang telah
membimbing kami.
3. Bapak Suhono,S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia kami yang
telah memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan perjalanan ini.
4. Bapak dan Ibu staf dewan guru yang ikut
mendampingi,mengawasi,dan memotivasi kami selama perjalanan study wisata.
5. Tour Leader dari CV. INDOTIARA yang telah mendampingi kami.
6. Orang tua dan keluarga kami yang telah mengizinkjan kami
untuk mengikuti kegiatan Study Wisata ka Bandung-Jakarta.
7.
Dan semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan laporan perjalanan Study Wisata.
Kami menyadari atas kekurangan dari
laporan perjalanan yang kami buat ini,oleh sebab itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata,kami berharap semoga laporan study wisata ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca,khususnya siswa SMP N 1 SUMPIUH.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Sumpiuh,14
Nopember 2013
Daftar Isi
Halaman
Judul………………………………………………………………………………………………………………………………………….1
Kata
Pengesahan……………………………………………………………………………………………………………………………………..2
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………………………..3
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….4
Bab 1 Pendahuluan
a.
Latar
Belakang Kegiatan…………………………………………………………………………………………………5
b.
Tujuan
Kegiatan…………………………………………………………………………………………………………….….5
c.
Ruang
Lingkup Kegiatan……………………………………………………………………………………………….…5
d.
Sasaran………………………………………………………………………………………………………………………………..5
e.
Metode
dan Teknik Penulisan Laporan…………………………………………………………………………..5
Bab 2
Hasil Pengamatan/Kunjungan
a.
Rincian
Objek yang dikunjungi…………………………………………………………………………………………6
b.
Deskripsi………………………………………………………………………………………………………………………….…6-45
1.
TMII…………………………………………………………………………………………………………………………6-13
2. PP IPTEK……………………………………………………………………………………………………………….14-18
3. Gelanggang
Samudera……………………………………………………………………………………....19-20
4. Dufan…………………………………………………………………………………………………………………….21-25
5. Museum Gajah…………………………………………………………………………………………………….26-28
6. Istana
Negara…………………………………………………………………………………………………..….29-35
7. Monas……………………………………………………………………………………………………………………36-41
8. Cibaduyut………………………………………………………………………………………………………………..42
c.
Kesan-kesan…………………………………………………………………………………………………………………………43
d.
Faktor
Pendukung Kunjungan………………………………………………………………………………………….43
Bab 3
Penutup
a.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………..44
b.
Saran…………………………………………………………………………………………………………………………………….44
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Pada tanggal17-20 Oktober, SMP N 1
SUMPIUH mengadakan kegiatan study tour ke Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh
siswa-siswi kelas VIII. Latar belakangdilaksanakannya kegiatan ini berdasarkan
:
- Progam
Tahunan SMP N 1 SUMPIUH
- Keinginan
para siswa kelas VIII untuk pergi ke Jakarta
Study Tour adalah kegiatan wisata
yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah dan menumpuk pengetahuan
siswa. Setelah karya wisata, siswa diwajibkan untuk membuat karya tulis. Karya
tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telahdilaksanakan. Laporan karya
tulis ini merupakan tugas bagi semua Siswa kelas VIII. Dalam penyusunan karya
tulis ini, siswa diharapkan dapat melaporkan segala pengetahuan dan
pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan Study Tour. Pengalaman dan
pengetahuan selama mengikuti study tour semoga dapat bermanfaat bagi
penulis.Dan untuk mengenang apa saja
yang sudah dialami diwaktu Study
Tour di Jakarta dan kita dapat mempelajari
sejarah- sejarah yang sudah
dirangkum dan dicatat. Dan dapat menikmati keindahan
tempat wisata yang ada diJakarta
B. Tujuan Kegiatan
1.
Melaksanakan kegiatan sekolah yang
diadakan setiap tahun.
2. Menambah wawasan
tentang daerah wisata di Jakarta.
3. Menambah pengetahuan/
pengalaman.
4. Mengetahui sejarah
dahulu kala.
5. Menambah ilmu
pengetahuan yang tidak diajarkan di sekolah,mengetahui tempat-tempat wisata
yang ada di Jakarta, dan dapat mengetahui seluk beluk tempat-tempat wisata yang
ada di Jakarta.
6. Untuk nilai
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
a) TMII
b) PP IPTEK
c) Gelanggang Samudera
d) Dufan
e) Istana
Negara
f) Museum Gajah
g) Monas
h) Cibaduyut
D. Sasaran
I.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang
kota Jakarta sebagai Ibukota
Negara Republik Indonesia.
II.
Agar dapat mengetahui tentang
wisata-wisata yang ada di Jakatra dan
ragam adat tata cara orang Jakarta.
III.
Untuk mendapatkan Nilai
Bhs.Indonesia
IV.
Untuk melaksanakan kegiatan sekolah
yang diadakan setiap tahun pada waktu kelas VIII
E. Metode dan Teknik Penulisan
Laporan
Di dalam pembuatan karya tulis ini perlu adanya metode.
Yang tidak lain adalah
1. Informatikan
Secara tidak lansung,
mendengakan penjelasan yang di berikan
petugas, bertanya pada guru pembimbing.
2. Obsevasi
Mengamati objek secara lansung
dengan indera kita.
Bab 2
Hasil
Pengamatan/Kunjungan
A.
Rincian
Objek Yang Dikunjungi
v TMII
v PP IPTEK
v GELANGGANG
SAMUDERA
v DUFAN
v ISTANA
NEGARA
v MUSEUM
GAJAH
v MONAS
v CIBADUYUT
B.
Deskripsi
A.
TMII

Taman
Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta
Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare[1]
atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat
.
Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup
berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang
ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, seta menampilkan
aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII
terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di
tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan
Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai
salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.

Sejarah
Gagasan
pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala
isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti
Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini
tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur
ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada
seluruh bangsa Indonesia.[2]
Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia
"Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan
pada tanggal 20
April 1975.
Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi
modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak
berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang
memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang
alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di
Indonesia.[2]
Logo dan
maskot
TMII memiliki logo yang pada
intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia
Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang
dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah"
ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi
windu usia TMII, pada tahun 1991



Bagian-bagian
TMII
Anjungan
daerah
Tari Jaipongan di
Anjungan Jawa Barat TMII.
Di
Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang
berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis
bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat
selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki.
Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili
suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini
dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik
dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat.
Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari,
serta artefak etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model
bangunan, dan kerajinan tangan. Semuanya ini dimaksudkan untuk memberi
informasi lengkap mengenai cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di
Indonesia. Setiap anjungan provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau
auditorium untuk menampilkan berbagai tarian
tradisional, pertunjukan musik
daerah, dan berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu.
beberapa anjungan juga dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan
berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut, serta
dilengkapi toko cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan, kaus, dan
berbagai cenderamata.
Sejak
tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII terdiri atas anjungan rumah adat
dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor Timur.
Akan tetapi setelah Timor Leste merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia
pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum Timor
Timur. Selain itu karena kini Indonesia terdiri atas 33 provinsi,
anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi
Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat telah dibangun
di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran dan luas anjungan provinsi baru ini
jauh lebih kecil dari anjungan provinsi yang telah dibangun sebelumnya.
Bangunan
keagamaan
Bangunan
keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama resmi yang diakui di
Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan keselarasan hubungan antar
agama di Indonesia. Bangunan-bangunan keagamaan antara lain:
- Masjid
Pangeran Diponegoro
- Gereja
Katolik Santa Catharina
- Gereja Protestan Haleluya
- Pura Penataran
Agung Kertabhumi
- Wihara Arya
Dwipa Arama
- Sasana
Adirasa Pangeran Samber Nyawa
- Kuil Konghucu
Kong Miao
Sarana
rekreasi
Keong Mas
- Istana
Anak-anak Indonesia
- Kereta
gantung
- Perahu
Angsa Arsipel Indonesia
- Taman
Among Putro
- Taman
Ria Atmaja
- Desa
Wisata
- Kolam
renang Snow Bay
Taman
Di TMII terdapat
sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia:
Kubah Taman Burung.
- Taman Anggrek
- Taman
Apotek Hidup
- Taman Kaktus
- Taman Melati
- Taman
Bunga Keong Emas
- Akuarium
Ikan Air Tawar
- Taman
Bekisar
- Taman Burung
- Taman
Ria Atmaja Park, panggung pagelaran musik
- Taman
Budaya Tionghoa Indonesia
Museum
Purna Bhakti Pertiwi Museum
berbentuk Tumpeng.
Museum
Indonesia berarsitektur Bali.
Museum yang ada
diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya, flora dan fauna, serta
teknologi di Indonesia. Terdapat 16 museum di TMII:- Museum Indonesia
- Museum Purna Bhakti Pertiwi
- Museum Keprajuritan Indonesia
- Museum Perangko
Indonesia
- Museum
Pusaka
- Museum Transportasi
- Museum Listrik dan Energi Baru
- Museum Telekomunikasi
- Museum Penerangan
- Museum
Olahraga
- Museum
Asmat
- Museum Komodo dan Taman Reptil
- Museum Serangga dan Taman
Kupu-Kupu
- Museum
Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Museum Minyak dan Gas Bumi
- Museum Timor Timur (bekas Anjungan Timor
Timur)
Teater atau
bioskop
- Teater IMAX Keong Emas yaitu teater
dengan layar berukuran raksasa, jauh lebih besar daripada layar bioskop
ukuran normal. Di Teater IMAX Keong Mas diputar berbagai film mulai dari film
bertemakan lingkungan dan kebudayaan nusantara sampai film-film box office yang resolusinya
diubah menjadi khusus untuk teater IMAX. Film IMAX yang diputar antara
lain Indonesia Indah II, Force of Nature, T-Rex, Blue Planet, Arabia,
Journey to Mecca, dll. Beberapa film box office yang pernah diputar di
sini di antaranya adalah:
- Final Destination 1 (17 Maret 2000)
- Final Destination 2 (31 Januari 2003)
- Final Destination 3 (10 Februari 2006)
- Final Destination 4 (28 Agustus 2009)
- Final Destination 5 (12 Agustus 2011)
- Teater
Tanah Airku
- Teater
4D
Galeri
Anjungan
Kalimantan Selatan
Gerbang
Anjungan Bali
Rumah
adat Batak
Toba di Anjungan Sumatera Utara
Rumah
adat Batak
Karo di Anjungan Sumatera Utara
Rumah
adat Nias di
Anjungan Sumatera Utara
Rumah
adat Baluk di Anjungan Kalimantan Barat
Anjungan
Jambi
Rumah
Limas, Anjungan Sumatera Selatan
Anjungan
Riau
Rumah
Melayu di Anjungan Riau
Anjungan
Aceh
Rumah
Toraja, Anjungan
Sulawesi Selatan
Rumah
Bugis, Anjungan
Sulawesi Selatan
Rumah
joglo di Anjungan Jawa Tengah
Interior
rumah Joglo, Anjungan Jawa Tengah
Rumah
ibadah Konghucu Kong Miao
Perahu
kayuh angsa di danau kepulauan Indonesia
B. PP IPTEK

PP-IPTEK
merupakan sarana pembelajaran luar sekolah untuk menumbuh-kembangkan budaya
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di masyarakat untuk segala generasi
secara MUDAH, MENGHIBUR, BERKESAN dan KREATIF; melalui berbagai program dan
peragaan interaktif yang dapat disentuh dan mainkan. Melalui interaksi ini,
akan dapat mendorong tumbuhnya pemikiran tentang APA, MENGAPA dan BAGAIMANA
iptek digali dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia agar lebih nyaman dan
sejahtera.
Visi dan Misi PP-IPTEK
Visi
PP-IPTEK adalah menjadi wahana pembudayaan iptek yang dinamis dan berperan
aktif dalam menciptakan masyarakat berbudaya iptek. Untuk itu, misi yang
dijalankan adalah :
1.
Meningkatkan peran aktif sebagai
“agen pembaruan” di masyarakat dalam pengembangan daya kreativitas dan inovasi
2.
Mengembangkan pembelajaran public di
bidang iptek dalam mendukung program nasional
3.
Merintis pembangunan Science Centre
di daerah
4.
Mengembangkan referensi nasional
Science Centre di Indonesia
5.
PP-IPTEK berkomitmen untuk menjadi
“titik temu” pembelajaran iptek bagi segala generasi, agar komunikasi,
inspirasi dan kreativitas tumbuh bersama.
Sejarah PP-IPTEK
Pada
tahun 1984 gagasan pendirian science centre di Indonesia diprakasai oleh
Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie, dengan dibentuknya Panitia Kerja dengan SK
Menistek No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan studi banding, pengkajian konsepsi
dasar pembangunan, tema peragaan, system pengelolaan, serta bentuk
arsitekturnya. Dibentuk Supporting Committee tahun 1987 untuk melakukan
sosialisasi science centre kepada masyarakat melalui penyelenggaraan pameran
fisiska dan matematika di Gedung Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan.

Pada
tahun 1988-1990 dikembangkan 20 peragaan interaktif bidang IPA di Anjungan
Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil kerjasama dengan Fakultas Pendidikan
Matematika & IPA, IKIP Jakarta. Tujuannya untuk pengenalan dan studi
penjajakan animo masyarakat, ternyata kesan pengunjung sangat positif dan para
remaja dapat mengenal iptek dengan lebih mudah dan nyata.
Konsep
awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK)
dibantu oleh US Agency for International Development dan Asia Foundation.
Sesuai dengan konsep awal tersebut, Master Plan PP-IPTEK dikembangkan oleh Tim
Kementerian Ristek, PT Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari Musee de La Villete
dan Sopha Development dari Perancis.
Pada
tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung
Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000 m2. Alat peraga merupakan sumbangan dari
industri strategis, IBM, serta sebagian dibuat secara in-house dengan bantuan
KIM-LIPI, LUK BPPT, dan BATAN.
PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal 10
November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza
Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi konsep desain
bangunannya futuristic, menjelajah tanpa batas, dengan luas bangunan 24.000 m2
dan luas area 42.300 m2. Sejak saat itu tersedia sarana pembelajaran iptek yang
memberi kesempatan kepada pengunjung untuk melihat dan mempelajari rahasia dan
gejala alam yang diperagakan, mempelajari dengan menggunakan indera pendengar,
pencium, dan peraba melalui manipulasi, operasi dan eksperimen. Melalui
peragaan dan program, pengunjung diberi kesempatan untuk menjajagi fenomena dan
khasanah iptek secara mandiri, kelompok, dan keluarga, agar memberi inspirasi
dalam meningkatkan daya kretivitas dan inovasi.
Kelembagaan PP-IPTEK
PP-IPTEK
berada di bawah pembinaan Kementerian Riset dan Teknologi, diatur berdasarkan
Peraturan Menteri Riset dan Teknologi RI Nomor : 10/M/PER/XII/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja PP-IPTEK. Sejak 20 Maret 2007 status PP-IPTEK
ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Penuh oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
157/KMK.05/2007.
Dalam
memberikan layanan kepada masyarakat, PP-IPTEK dituntut secara profesional
namun tidak mengutamakan keuntungan, didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. Standar Pelayanan Minimum diterapkan dengan mempertimbangkan :
kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan
layanan. Untuk itu, sejak tahun 2007 PP-IPTEK merintis penerapan sistem
management mutu Total Quality Management (TQM).
Dedikasi
dan profesionalisme 100 karyawan senantiasa ditekankan dalam menentukan faktor
sukses PP-IPTEK. Oleh karenanya tiap karyawan diberi kesempatan untuk dapat
mengembangkan diri melalui workshop, pendidikan dan pelatihan, guna peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme mereka. Peningkatan pendidikan
formal dan non formal menjadi salah satu focus pengembangan bagi manajemen
sumberdaya manusia.
Riset Inovasi Pengembangan Peragaan
dan Program
Untuk
mendesain suatu alat peraga dan program sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan atau dikomunikasikan, tim pengembangan PP-IPTEK harus
mengidentifikasi berbagai ide dan informasi yang dibutuhkan Dalam hal ini
pengetahuan tentang komunikasi sains mutlak dibutuhkan. Misalnya, harus
menggugah rasa ingin tahu, membangkitkan minat, menantang, menyenangkan,
komunikatif, aman, merubah perilaku, melibatkan orang berpikir secara ilmuwan.
Riset inovasi meliputi : desain dan rekayasa, system teknologi yang dipakai,
pengembangan prototype, uji coba, apabila perlu dilakukan modifikasi. Setelah
itu baru dilakukan proses produksi alat peraga.
Dalam
hal substansi dan teknis pelaksanaan, PP-IPTEK melibatkan para pakar dan
narasumber di lingkungan PP-IPTEK maupun dari lembaga litbang, universitas dan
industri. Para pakar memvalidasi substansi yang dikembangkan, kemudian diuji
berdasarkan pesan yang akan disampaikan dan untuk tingkatan usia. Tema yang
diambil disesuaikan atau mengikuti perkembangan iptek dan isu terkini di
masyarakat, sehingga secara berkala dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan.
Kegiatan di PP-IPTEK
Sebagai
suatu science center, kompetensi utama PP-IPTEK menyajikan berbagai alat peraga
interaktif yang dapat dimainkan untuk merangsang keingin-tahuan pengunjung akan
fenomena iptek yang terjadi. Galeri berisi sekitar 300 alat peraga yang
dikelompokkan menjadi 14 wahana : antariksa, lingkungan, energi, fluida,
gelombang, listrik dan magnet, mekanika, optic, transportasi darat,
transportasi udara, arena peneliti cilik, matematika, penyakit dan kesehatan,
galeri Plato.
Pengunjung
diajak menjelajahi iptek dengan metoda pembelajaran discovery learning, yakni
mencari sendiri pengetahuan yang dibutuhkan dengan cara berinteraksi, bermain
sambil belajar dengan alat peraga. Selain peragaan indoor, dikembangkan pula
peragaan outdoor, yaitu Taman Herbal, yang akan dibuka pada tahun 2010. Untuk
melengkapi alat peraga interaktif, PP-IPTEK mengembangkan berbagai program
pendukung khusus bagi siswa, pendidik dan keluarga, guna memperkuat pemahaman
pengunjung dan pengkayaan sains serta melengkapi kurikulum sekolah. Kegiatannya
a.l.: demo sains, demo sains spektakuler, workshop dan demo roket air, workshop
dan demo robot, workshop skill process, let’s play science, science film,
sanggar kerja, kegiatan tematik, science camp, science party, science fair,
stargazing, peragaan iptek keliling, dll. Kegiatan dapat dilakukan pula di
pusat keramaian, mall, pameran, sekolah, dan daerah.
Pendidik
mempunyai tanggung jawab luhur dalam mentransformasikan iptek kepada siswa,
maka peningkatan kompetensi pengetahuan dan profesionalisme perlu diasah
terus-menerus. Untuk itu PP-IPTEK menyelenggarakan program pengkayaan iptek
khusus bagi guru MIPA dalam bentuk workshop dan seminar.
PP-IPTEK
juga menyelenggarakan dan menjadi fasilitator berbagai kompetisi bagi generasi
muda, serta merupakan arena pentas kreativitas. Hal ini perlu digaris-bawahi
mengingat karakter generasi muda yang selalu ingin tahu dan perlu ditantang
kreativitas dan kemampuannya, agar dapat lebih mengembangkan diri seoptimal
mungkin. Karena PP-IPTEK merupakan ajang kreativitas, maka kompetisi yang
diselenggarakan bernuansa unik, istimewa, lain dari kompetisi umumnya. Unsur
seni merupakan bagian yang tak terpisahkan dari iptek, untuk menyeimbangkan
otak kiri dan kanan. Selain itu, PP-IPTEK juga menjadi fasilitator bagi forum
remaja dan kompetisi tingkat internasional, a.l. 5th World Creativity Festival
di Daejeon – Korea.
KERJASAMA PP-IPTEK DENGAN BERBAGAI
PIHAK TAHUN 2009
Lembaga Penelitian dan Pengembangan
:
LAPAN, BATAN, BAKOSURTANAL, LIPI da
BSN dalam Program Binokuler (Bincang-bincang Sains & Teknologi Populer).
BTC-Network KRT dalam Workshop
Marketing, Promotion, Distribution & Customer.
Kementerian Ristek dalam : Science
for All, Ritech Expo 2009, Wisata Iptek dan Temu Pakar di Pekanbaru, Binokuler
di Semarang, kontribusi alat peraga Volcanopedia Magic Box untuk pembelajaran
gunung berapi.
LAPAN dalam kompetisi roket air tingkat
daerah, nasional dan Asia Pasifik.
LIPI dalam National Young Innovator
Awards (NYIA) – 2 dan peragaan Wallacea.
Bakosurtanal dalam Workshop Mapping Technology
Learning bagi siswa, guru dan masyarakat, di Jakarta dan Semarang.
Lembaga Pemerintah dan Departemen :
Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Jawa Tengah dalam Jambore Iptek di Semarang.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Riau dalam Peragaan Iptek keliling di Pekanbaru.
Direktorat Pendidikan Luar Biasa
Depdiknas dalam : Oliampiade Sains Nasional bagi siswa berkebutuhan khusus,
Cerdas Cermat MIPA bagi siswa SMA cerdas istimewa, program Sains Interaktif
cerdas istimewa, program beasiswa siswa cerdas istimewa di Korea Science
Academy, 5th World Creativity Festival di Daejeon.
Universitas dan Perguruan Tinggi :
Observatorium Bosscha dalam
peneropongan gerhana matahari cincin.
Departemen Fisika ITB dalam
BINOKULER.
Fakultas MIPA Universitas
Parahyangan dalam : workshop Ma-the-matrick, workshop Science of Toys.
Industri dan Lembaga Lain :
Klub Robotik G-Com Teknologi dan
Fischertechnic dalam Megabazar Imagine 2009.
Forum Silaturahmi Insan Pariwisata
(FOSIPA) dalam gathering bagi travel agent di Jogyakarta.
Sanggar Opera Anak Pustaka Lebah
dalam mengisi acara pementasan “the Tale of Missing Unicorn” di Keong Emas
TMII, Istora Senayan, Taman Wisata Mekarsari Cileungsi.
Astra Honda Motor dalam BINOKULER.
PT Kalbe Nutritionals dalam kick off
CSR.
Margo City Mall di Depok dalam expo
sains “the Place to be Smart”.
PT Microsoft Indonesia dalam
kontribusi alat peraga Worldwide Telescope (WWT) untuk pembelajaran bidang
astronomi.
Majalah Bobo – Kompas Gramedia Group
dalam 7th Bobo Fair 2009 di Jakarta Convention Center.
The Wallacea Foundation dan LIPI
dalam Peragaan Wallacea.
Pusdiklat PT Krakatau Steel dan
Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Steel dalam Peragaan Iptek Keliling di
Cilegon, workshop Skill Process bagi guru.
PT Dexa Medica dalam pengembangan
Taman Herbal PP-IPTEK.
Kerjasama Internasional :
UNICEF dalam penyelenggaraan
Peragaan Iptek Keliling di Ambon.
Australia dalam : pameran kebudayaan
Aborigin, Australia Indonesia institute Conference, International Cultural
Visit, Australian Young Ambassadors for Development, Australia Leadership
Awards Fellowship, Strike a Chord – Science of Music Exhibit, berbagai
internasional expo.
Korea dalam : ASEAN COST Plus Three
Center for the Gifted in Science, 5th World Creativity Festival, Students Camp
and Teachers Training, Korea Science Academy Fellowship.
GTZ Jerman dalam pengembangan
klaster Flu Burung di PP-IPTEK.
Anggota pada the Asia Pacific
Network of Science and Technology Centers (ASPAC).
Anggota pada the Association of
Science – Technology Centers (ASTC).
C.
Gelanggang
Samudera 

Gelanggang
Samudra Ancol merupakan sebuah oseanarium
atau oceanarium. Oseanarium
merupakan taman mamalia laut dan mahluk laut lainnya. Selain menikmati rekreasi
bersama keluarga, di sini Anda akan mendapatkan berbagai pengetahuan yang
menarik mengenai mamalia laut seperti lumba-lumba, paus, singa laut, dan
binatang laut lainnya. Gelanggang Samudra Ancol juga menjadi sarana konservasi
satwa laut.
Ada
4 wahana utama yang terdapat di Gelanggang Samudra, Ancol. Pertama, adalah
wahana pertunjukan Aneka Satwa,
wahana pertunjukan Singa Laut,
wahana pertunjukan Lumba-Lumba
dan Paus Putih, serta wahana Sinema 4D atau 4D Theatre. Dalam 1 hari ada 3 kali
pementasan untuk masing-masing wahana, atau di hari libur akan ditambahkan
jumlah pementasan untuk setiap wahana. Agar tidak terlewat, Anda dapat melihat
jam pertunjukan yang ada di depan wahana. Setelah selesai menyaksikan satu
pertunjukan, petugas akan menganjurkan Anda untuk menyaksikan perunjukan
berikutnya. Bila Anda ingin menyaksikan semua pertunjukan, sebaiknya mengikuti
petunjuk tersebut agar Anda tidak tertinggal sehingga harus menunggu lebih
lama.
Aneka
Satwa

Menurut pelatihnya, berat badan kuda nil ini lebih dari 1
ton. Pelatih akan memberikan makanan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
dalam jumlah banyak sekaligus. Kuda nil yang membuka mulut besarnya sambil
mengunyah makanan menjadi penutup pertunjukan. Tingkah dari satwa-satwa
tersebut akan membuat Anda dan anak-anak tertawa karena ditambah komentar dari
pengisi suara yang lucu dan cocok dengan tingkah satwa.
Singa
Laut
Jadwal
pertunjukan setelah itu adalah pentas singa laut. Kehadiran 3 ekor singa
laut yang berjalan masuk ke arena akan menarik perhatian penonton. Mereka akan
mengibarkan bendera sebagai tanda pertunjukan dimulai. Singa laut dapat
melakukan gerakan-gerakan yang mengundang tawa seperti sikap hormat dan
berguling. Mereka juga akan mempertunjukan kepandaiannya dengan menjawab soal
matematika, mengambil bola, berjalan di atas drum dan membawa boneka di atas
kolam renang tanpa menjatuhkannya. Sikap dan celoteh dari pelatih semakin
menghidupkan pertunjukan. Selesai pertunjukan, Anda dapat minta cium dan berfoto
dengan singa laut ini.
Lumba-Lumba
dan Paus Putih

Lumba-lumba dan paus putih siap beraksi di pentas lumba-lumba.
Wahana ini yang sering menjadi favorit bagi pengunjung Gelanggang Samudra. Tiga
orang pelatih yang energik akan memandu aksi dari mamalia laut ini. Lumba-lumba
yang pandai meloncat di air dibuktikan dengan diperlihatkan seekor lumba-lumba
yang mampu menyentuh bola yang digantung tinggi. Seorang pelatih akan berdiri
di punggung 2 ekor lumba-lumba dan mamalia ini akan mengajak pelatihnya berkeliling
kolam. Aksi lainnya adalah berenang bersama, dengan memegang siripnya,
lumba-lumba menarik pelatih mereka berekeliling kolam menyapa penonton.
Lumba-lumba juga pandai berhitung dengan menjawab soal dari penonton. Di bagian
akhir, lumba-lumba akan mengepakkan ekor mereka di atas air. Hasilnya, penonton
bagian depan akan terkena percikan airnya.
Sesi kedua dari pertunjukan
lumba-lumba dan paus putih adalah aksi dari 2 ekor paus putih atau disebut Beluga.
Merupakan satwa pendatang baru di Gelanggang Samudra. Habitat asalnya, mereka
hidup di daerah dingin. Agar sesuai, suhu air kolam sudah disesuaikan dengan
habitat asal mereka yaitu 21° Celcius. Aksi mereka antara lain dengan berdansa
di dalam air dengan pelatihnya, mereka juga bernyanyi dengan mengeluarkan suara
melengking yang merupakan salah satu sarana komunikasi dari satwa ini.
Mereka
juga akan mencium 2 orang penonton terpilih, salah seekor paus putih kemudian
akan meminta agar bertukar penonton yang dicium, setelah bertukar, kejutan akan
menanti 2 orang tersebut. Moderator juga akan meminta penonton yang ingin
memegang paus putih ini untuk mendekat ke pinggir kolam dan byurr... paus
tersebut akan menyemburkan air dari mulutnya kepada mereka. Pada salah satu
bagian, paus juga akan naik di pinggir kolam dekat pelatih untuk mempertunjukan
keseluruhan tubuh mereka. Ini akan menarik perhatian, karena paus putih
merupakan mamalia laut besar, dengan wajah lucu mirip lumba-lumba dan dengan
kulit licin serta warna putih yang menarik.
Sinema
4D
Wahana lain yang tidak kalah seru
adalah Sinema 4D atau pertunjukan 4 dimensi. Anda harus mengantri
untuk masuk ke dalam bangunan teater ini. Di dalam, petugas akan membagikan
kacamata 3 dimensi. Setelah menunggu beberapa lama di depan pintu, penonton
akan masuk ke dalam teater. Film yang disajikan berdurasi kurang lebih 15
menit.
Dengan
memakai kacamata 3 dimensi, Anda akan merasakan gambar ada di depan Anda dan
seolah dapat disentuh, ditambah dengan kursi yang dapat bergoyang-goyang dan
semburan air atau angin pada adegan tertentu sehingga Anda dapat mesakana
suasana sesungguhnya. Ada 5 pilihan jadwal pada hari Senin sampai Sabtu dan 2
kali ekstra pertunjukan pada hari Minggu dan hari Libur. Tapi, Anda hanya dapat
menontonnya satu kali karena untuk masuk ke dalam wahana ini harus menggunakan
tiket yang terdapat pada tiket masuk.
Selain berbagai sarana edukasi, terdapat juga beberapa
permainan menarik berupa wahana ride seperti Kiddy Bumper Car yang
disebut Laga Logon, Boto-boto yaitu permainan miniatur pesawat
yang berputar-putar untuk anak-anak, serta Ubur-ubur yaitu ballon
ride. Wahana permainan ini dapat menambah senang rekreasi Anda di
Gelanggang Samudra.
D. DUFAN

Dunia
Fantasi atau
disebut juga Dufan (juga disebut "Do Fun") yang
diresmikan pada 29 Agustus 1985 adalah tempat hiburan yang terletak di kompleks Taman Impian Jaya Ancol (Ancol taman
impian), Jakarta Utara, Indonesia.
Dunia
Fantasi mempunyai maskot berupa kera bekantan yang
diberi nama Dufan (singkatan dari Dunia Fantasi). Dipilih kera sebagai karakter
adalah untuk mengingatkan bahwa Ancol dahulu adalah kawasan kera. Pemilihan kera
bekantan adalah semata-mata untuk mengenalkan jenis satwa langka yang kini
dilindungi. Bentuk karikatural kera bekantan ini divisualisasikan oleh Matari Advertising yang
ikut serta dalam program komunikasi awal Dunia Fantasi.
Karakter/Maskot Dunia Fantasi
- Dufan:
dunia fantasi
- Dufi
- Kabul:
katak gembul
- Bije:
bison jenaka
- Garin:
garuda indonesia
- Tanit:
tapir genit
- Kombi:
komodo gembira
- cili:
kancil licik
- Barus:
babi rakus
Kawasan
yang ada di Dufan
Dunia
Fantasi dibagi dalam beberapa kawasan dengan tema tersendiri dan ciri khas
wilayah masing-masing. Pembagian kawasan ini ditujukan untuk membangkitkan
imajinasi pengunjung yang diharapkan merasakan sensasi berjalan-jalan pada
daerah Jakarta
zaman dahulu, Eropa,
Amerika, Indonesia, Asia, Fantasi Yunani, Fantasi Hikayat, Balara,
dan Istabon.
Selain
atraksi permainan, kawasan ini juga memiliki sejumlah restoran dan
toko-toko suvenir.
Luas Dunia Fantasi mencapai 9,5 hektar dari rencana pembangunan 552 hektar
kawasan hiburan terpadu Taman Impian Jaya Ancol.
Kawasan
Jakarta
- Turangga
Rangga
Kawasan
Kalila
- Kalila
Adventure (Wahana baru dunia fantasi)
Wahana
ini diluncurkan pada 18 Juni 2011 untuk menyambut musim liburan sekolah. Kalila Adventure
disebut-sebut sebagai pentas animatronik terlengkap pertama
di dunia. Karena menggabungkan empat unsur teknologi yaitu film, animatronik, musical
show, dan special effect. Kalila Adventure menampilkan
karakter-karakter lucu binatang-binatang Indonesia. Beberapa karakter memang
ikon dari Dufan. Mereka bersama-sama tinggal di hutan dan bekerja sama
menghadapi bencana gunung merapi. Pentas ini penuh dengan berbagai lagu
anak-anak karena itu pentas tersebut pantas disebut sebagai drama musikal.
Hanya saja yang bernyanyi adalah robot-robot karakter.
- Ubangga
- Safari
Game
Kawasan
Indonesia
- Alap-Alap
- Tornado
Wahana ini beroperasi sejak 10 Juni 2007 dan diresmikan
oleh Gubernur Jakarta Sutiyoso dan merupakan wahana paling menegangkan dari semua
arena di Dufan. Wahana ini juga sangat memacu adrenalin
karena cara pengoperasiannya, yaitu saat mulai kita langsung naik keatas lalu
kita dijungkir balikkan. Begitu juga saat kita diturunkan juga dijungkir
balikkan. Wahana ini paling banyak diminati oleh masyarakat luas; selain memacu
adrenalin wahana ini juga menyenangkan.
Kawasan
Eropa
- Beng
Beng
- Kicir
Kicir
Sebuah kincir raksasa yang akan memutar
penumpang ke segala arah. Wahana dengan nama lain Power Surge ini
didatangkan dari Zamperia Italia pada tahun
2002.
- Hysteria
Hysteria
berupa menara setinggi 56 meter. Di wahana ini, pengunjung dapat merasakan
desiran adrenalin saat ditembakkan ke atas dengan kecepatan mencapai 4G dan
kemudian dijatuhkan dengan kapasitas minus 1G. Satu menara memiliki kapasitas
12 tempat duduk. Ancol berencana akan membuat dua menara di kawasan ini.
- Panggung
Maksima

Kawasan
Fantasi Hikayat
- Burung
Tempur
- Perang
Bintang
Wahana
ini dibangun dengan latar lingkungan masa depan. Pengunjung dipersiapkan
seakan-akan sedang mengarungi angkasa luar dengan menaiki kendaraan semacam
piring terbang yang dilengkapi dengan persenjataan laser.
- Hikayat
Game
- Rajawali
- Hall
Ice Age
Bertempatkan
di atas lahan Ex Wahana Rama Shita Legenda Masa Depan. Dufan indoor, Dengan
memiliki luas kurang lebih 20.000 meter persegi. Didalamnya akan dipenuhi dengan
beberapa wahana dan satu wahana yg bertemakan ice age itu sendiri. Ruangan ini
dilengkapi dengan pendingin(AC)indoor tersebut juga dilengkapi dengan panggung
untuk pertunjukkan, cafe dan juga tempat untuk karnaval, untuk keluarga
beristirahat dan anak-anak bermanin.
Beberapa Wahana Yang
Berada di dalam Dufan indoor:- Ice Age
Sid's Arctic Tours: di wahana ini anda akan diajak mengarungi cerita ice
age di masa lampau dengan menggunakan perahu dan belajar bagaimana proses
terjadinya Zaman es bersama Sid's dan teman-teman.
- Kontiki
swing boat
- Airborn
shot
- Teenage
extreme sports
- Character
live show atau Panggung pertunjukan
- Hegee
Tower
Kawasan
Fantasi Yunani
Kawasan
ini merupakan daya tarik utama dari seluruh wilayah dufan. Disinilah lokasi
permainan yang paling mendebarkan yang mengutamakan kecepatan, naik turun,
menikung tajam, berputar di kumpulkan menjadi satu.
- Halilintar
Halilintar
beroperasi sejak tahun 1987.
Dalam satu rangkaian kereta terdapat 6 gerbong, dimana dalam satu gerbong
memuat dua baris dan dua kolom tempat duduk. Total kapasitas dalam satu
rangkaian kereta adalah 24 penumpang.
·
Ombang
Ambing
·
Ontang
Anting
·
Pontang
Pontang
·
Arung
Jeram
·
Teater
Simulator
Film
yang pernah ditayangkan antara lain Turbo Tour atau Robocop (1992), Dinosaurus
(1997), Wing’s Discovery (2000), Star Warrior (2004), Meteor
Attack (2006), Extreme Log (2008), Journey to the Center of the Earth
(2010) dan Happy
Feet (2012).
- Historical
Dunia Fantasi
- Pentas
Prestasi
Kawasan
Amerika
- Lorong
Sesat
Lorong
Sesat, terdiri dari lorong berdinding kaca sepanjang lebih dari 90 meter,
memberi refleksi tak terbatas sehingga terasa seakan tak ada dimensi ruang
- Niagara
Kereta
luncur Niagara gara, yaitu perahu berbentuk balok kayu yang meluncur bertualang
mengikuti arus air. Kemudian, pada klimaksnya, naik setinggi 30 meter dan
terjun seolah-olah mencebur mengikuti air terjun sungai-sungai di Amerika.
- Poci
Poci
- Rango
Rango
Di rumah miring Rango Rango,
bangunan rumah kayu bergaya country, pengunjung akan menikmati
pengalaman aneh, seolah-olah kehilangan orientasi gravitasi.
- Tembak
Jitu
Arena
Tembak Jitu akan membawa pengunjung ke alam Wild West, di mana
ketangkasan menembak akan diuji dengan sasaran tembak 100 boneka animatronik.
Kawasan
Istana
- Istana
Boneka
Istana
ini dirancang dengan nuansa gabungan 10 gaya bangunan arsitektur Indonesia,
yang distilir hingga menjadi sebuah bangunan baru, dan berwarna-warni sehingga
memberi kesan semarak dan unik. Di dalamnya, sambil berperahu, pegunjung diajak
menjelajahi dan merasakan beragam budaya etnis seluruh
nusantara maupun berbagai bangsa, diiringi lagu rakyat
setempat yang mengesankan. Ada sekitar 600 boneka animatronik.
Wahana ini merupakan bangunan tertutup yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan.
Kawasan Asia
- Baku
Toki
- Bianglala
Wahana ini berupa kincir ria
setinggi 33 meter. Wahana ini adalah salah satu bangunan tertinggi di Dunia
Fantasi. Dari bagian atas kincir dapat dilihat cakrawala laut serta bangunan-bangunan
di Dunia Fantasi. Bianglala dibangun dengan arsitektur dan ornamen bernuansa
warna khas Thailand.
- Gajah
Bledug
- Kora
Kora
Wahana ini berbentuk kapal
besar yang berayun hampir 90 derajat. Sensasi yang diberikan pada wahana ini
adalah kegerian pada saat berada dipuncak ketinggian dan pada saat berayun
turun.
Wahana
Terdahulu
- Puri
Misteri/Bima and the Dragon
- Rama
Shita Legenda masa depan
- Yunior
Bogati
- Balon
Race
- Undur
undur
- Kunang
kunang
- Panggung
Jakarta
- Animatronic
Theater of Science/Teater sang Pelopor
- Red
Baroon
- Balada
Kera
Fasilitas
- Telepon
Umum
- PPPK
- Toilet
- Acara
khusus
- Kursi
Roda
- Parade
- Mushola
- Fasttrack
- Club
Dufan & Lounge
Parade Dunia
Fantasi
Euforia
dunia fantasi hidup dalam parade mingguan yang mengikutkan lebih dari 200
profesional seniman, penari dan musisi semua dalam kostum menarik dan
spektakuler. Parade ini biasanya dihadirkan setiap hari minggu atau libur
nasional.
Beberapa parade yang
pernah ditampilkan:- Parade
Akbar Dunia fantasi (1985 - 1987)
- Parade
Dufan show (1987 - 1989)
- Parade
Dufan (1989 - 1990)
- Parade
Ultah Dufan ke 5 (1990 - 1994)
- Parade
Rama Shinta (1994 - 1998)
- Parade
Keliling Dunia fantasi (1998 - 2004)
- Parade
Perang Bintang (2004 - 2007)
- Dufan
around the world parade (2007 - 2008)
- Dufan
fantasy parade (2008 - 2009)
- Dufan
entertaiment spirit parade (2009 - 2010)
- The Fun
parade (2010 - Seterusnya)
- Dufan
Defender Parade(2011-Seterusnya)
Parade Listrik Dunia Fantasi
Berbagai
bentuk binatang eksotis yang sangat besar datang untuk dihidupkan dengan
kekuatan lampu kelap kelip, memberikan tampilan yang spektakuler untuk
pertunjukan malam untuk seluruh keluarga. Parade listrik hadir setiap hari
sabtu malam minggu.
Beberapa parade yang
pernah ditampilkan:- Parade
Elektrik Dufan :(1985 - 1995)
- Dufan electrical
parade : (1995 - 2004)
- Glow in
the Dark parade : (2006 - 2007)
- Dufan
imagination night parade : (2007 - 2009)
- Rama shita a legend of the future electric parade (2009 - berakhir pada 2010)
E. Museum
Gajah

Museum
Nasional Republik Indonesia atau Museum
Gajah, adalah sebuah museum yang terletak di Jakarta Pusat
dan persisnya di Jalan Merdeka Barat 12[2].
Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Daftar
isi
- 1
Sejarah Museum Nasional
- 2
Bangunan Museum Nasional
- 3
Koleksi Museum Nasional
- 4 Lihat
pula
- 5
Referensi
- 6
Pranala Luar
Sejarah
Museum Nasional
Museum Royal Batavian Society of
Arts and Sciences Batavia (sekarang Museum Nasional) pada tahun 1900-an
Cikal
bakal museum
ini lahir tahun 1778,
tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua
perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan
koleksi buku dan benda-benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian
museum.
Di
masa pemerintahan Inggris
(1811-1816), Sir Thomas Stamford Raffles yang juga merupakan
direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No. 3.
Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu
bernama "Societeit de Harmonie".)
Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks Sekretariat Negara.
Pada
tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia-Belanda
mendirikan gedung yang hingga kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka
untuk umum pada tahun 1868.
Setelah
kemerdekaan Indonesia, Lembaga
Kebudayaan Indonesia yang mengelola menyerahkan museum tersebut
kepada pemerintah Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September
1962. Sejak itu
pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat
Jenderal Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut.
Museum
Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah
berbahan perunggu
oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand
pada tahun 1871
yang kemudian dipasang di halaman depan museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei
1979, nama resmi lembaga
ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia.
Bangunan
Museum Nasional
Dengan
gaya Klasisisme, gedung Museum
Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad
Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18.
Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas perhimpunan Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah
riset-riset ilmiah di Hindia Belanda.
Sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 di sebelah utara
gedung lama. Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca.
Monumen
Gajah
Gedung
Gajah Museum Nasional (Gedung Selatan)
Gedung
Arca Museum Nasional (Gedung Utara)
Halaman
Dalam dari arah Timur
Halaman
Dalam dari arah Barat
Koleksi
Museum Nasional
Arca Adityawarman
sebagai Bhairawa,
salah satu kekayaan koleksi masa Hindu-Buddha.
Gambar Prasasti dari Singosari,
Malang
bertarikh tahun 1351
Masehi. Prasasti yang merupakan koleksi museum,
terkenal karena menyebut nama 'Mada' yang kemungkinan berkaitan dengan tokoh Gajah Mada.
Museum
Gajah banyak mengoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara.
Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti,
benda-benda kuno lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut
dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah,
keramik,
tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga.
Catatan
di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa
koleksi telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum
ini dikenal sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah
koleksi museum sudah melebihi 140.000 buah, meskipun hanya sepertiganya yang
dapat diperlihatkan kepada khalayak.
Sebelum
gedung Perpustakaan Nasional RI
yang terletak di Jalan Salemba No. 27, Jakarta Pusat
didirikan, koleksi Museum Gajah juga meliputi naskah-naskah manuskrip
kuno. Naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah lainnya kini
disimpan di Perpustakaan Nasional.
Sumber
koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis,
hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan
koleksi etnografi Indonesia di museum ini cukup lengkap.
Koleksi
yang menarik adalah patung Bhairawa. Patung yang tertinggi di Museum Nasional ini (414
cm) merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara
atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Boddhisatwa
(pancaran Buddha)
di Bumi. Patung ini berupa laki-laki berdiri di atas mayat dan deretan
tengkorak serta memegang cangkir terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan
keris pendek dengan gaya Arab di tangan kanannya. Diperkirakan, patung yang
ditemukan di Padang Roco, Sumatera
Barat ini berasal dari abad ke 13
- 14.
Koleksi
arca Buddha tertua di museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat
dari perunggu disimpan dalam Ruang Perunggu dalam kotak kaca tersendiri.
Sementara itu, arca Hindu
tertua di Nusantara,
yaitu Wisnu
Cibuaya
(sekitar abad ke-4
M) terletak di Ruang Arca Batu. Koleksi ini dipajang tanpa teks label dan
terhalang oleh arca Ganesha dari Candi Banon.
F. ISTANA NEGARA
Istana Merdeka adalah yang paling
diingat khalayak diantara enam Istana Kepresidenan meski jelaslah ia bukan yang
paling tua, paling megah, atau paling indah. Istana Negara yang berada di
belakang dan satu halaman dengannya, jauh lebih dulu dibangun. Istana Bogor
jelas lebih luas dan megah. Sementara Istana Yogyakarta mempunyai peran paling
besar dalam revolusi kemerdekaan.
Pastilah khalayak tahu bahwa Istana Merdeka adalah tempat kediaman resmi Presiden,khususnya Presiden pertama, dan tempat berlangsungnya upacara-upacara kenegaraan. Ia mendapat tempat khusus di hati rakyat karena bernama Merdeka – perlambang kemenangan perjuangan bangsa. Nama itu menandai berakhirnya penjajahan di Indonesia dan mulainya pemerintahan oleh bangsa sendiri.
Pemberian nama itu mempunyai latar sejarah tersendiri. Pada tanggal 27 Desember 1949 Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat. Acaranya berlangsung di dua tempat: di Istana Gambir, Jakarta, Indonesia, dan Istana Dam, Amsterdam, Belanda. Di Istana Gambir, Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink melakukan upacara itu di hadapan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia.
Karena perbedaan waktu antara Amsterdam dan Jakarta, upacara di Istana Gambir itu dimulai menjelang senja. Matahari sudah hampr terbenam ketika lagu kebangsaan Belanda Wilhelmus berkumandang mengiringi bendera Merah-Putih-Biru untuk terakhir kalinya merayap turun dari puncak tiangnya. Masyarakat yang berkumpul di luar halaman Istana Gamir bersorak-sorak menyaksikan turunnya bendera tiga warna itu. Sorak-sorai kian gemuruh setelah kemudian lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan mengantar bendera Merah-Putih ke puncak tiang. ”Merdeka ! Merdeka! Hidup Indonesia!”.
Sementara di Troonzaal (Bangsal Singgasana) Istana Dam, Amsterdam, Ratu Juliana menandatangani naskah pengakuan kedaulatan itu dan menyerahkan kepada Perdana Menteri Republik Indonesia Mohammad Hatta yang memimpin Delegasi Republik Indonesia dalam perundingan itu. Untuk pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan di Istana Dam.
Kobaran pekik ”Merdeka” pada senja bersejarah itulah yang kemudian menggerakkan Bung Karno untuk mengubah nama Istana Gambir menjadi Istana Merdeka.
Bangunan Istana Negara didirikan pada tahun 1796. semula ia adalah rumah Jacob Andries van Braam, mantan Residen Belanda pertama untuk Surakarta yang menjadi kaya-raya karena jabatan-jabatannya dibawah Gubernur Jenderal Daendels. Sedangkan bangunan Istana Merdeka, yang memang dimaksudkan sebagai Istana, dibangun pada tahun 1873 dan selesai enam tahun berikutnya.
Kedua bangunan itu berada di kawasan yang dimasa lalu bernama Weltervreden (dalam bahasa Belanda berarti ”sangat memuaskan”) merupakan kantung permukiman orang-orang Belanda dan terhitung paling elit. Weltervreden kala itu dikenal sebagai kota yang tertata cantik dengan pohon-pohon yang dipangkas rapi seperti di taman-taman Eropa. Pejabat-pejabat dan saudarag-saudagar kaya Belanda segera membangun rumah-rumah besar di Weltervreden.
Pastilah khalayak tahu bahwa Istana Merdeka adalah tempat kediaman resmi Presiden,khususnya Presiden pertama, dan tempat berlangsungnya upacara-upacara kenegaraan. Ia mendapat tempat khusus di hati rakyat karena bernama Merdeka – perlambang kemenangan perjuangan bangsa. Nama itu menandai berakhirnya penjajahan di Indonesia dan mulainya pemerintahan oleh bangsa sendiri.
Pemberian nama itu mempunyai latar sejarah tersendiri. Pada tanggal 27 Desember 1949 Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat. Acaranya berlangsung di dua tempat: di Istana Gambir, Jakarta, Indonesia, dan Istana Dam, Amsterdam, Belanda. Di Istana Gambir, Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink melakukan upacara itu di hadapan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia.
Karena perbedaan waktu antara Amsterdam dan Jakarta, upacara di Istana Gambir itu dimulai menjelang senja. Matahari sudah hampr terbenam ketika lagu kebangsaan Belanda Wilhelmus berkumandang mengiringi bendera Merah-Putih-Biru untuk terakhir kalinya merayap turun dari puncak tiangnya. Masyarakat yang berkumpul di luar halaman Istana Gamir bersorak-sorak menyaksikan turunnya bendera tiga warna itu. Sorak-sorai kian gemuruh setelah kemudian lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan mengantar bendera Merah-Putih ke puncak tiang. ”Merdeka ! Merdeka! Hidup Indonesia!”.
Sementara di Troonzaal (Bangsal Singgasana) Istana Dam, Amsterdam, Ratu Juliana menandatangani naskah pengakuan kedaulatan itu dan menyerahkan kepada Perdana Menteri Republik Indonesia Mohammad Hatta yang memimpin Delegasi Republik Indonesia dalam perundingan itu. Untuk pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan di Istana Dam.
Kobaran pekik ”Merdeka” pada senja bersejarah itulah yang kemudian menggerakkan Bung Karno untuk mengubah nama Istana Gambir menjadi Istana Merdeka.
Bangunan Istana Negara didirikan pada tahun 1796. semula ia adalah rumah Jacob Andries van Braam, mantan Residen Belanda pertama untuk Surakarta yang menjadi kaya-raya karena jabatan-jabatannya dibawah Gubernur Jenderal Daendels. Sedangkan bangunan Istana Merdeka, yang memang dimaksudkan sebagai Istana, dibangun pada tahun 1873 dan selesai enam tahun berikutnya.
Kedua bangunan itu berada di kawasan yang dimasa lalu bernama Weltervreden (dalam bahasa Belanda berarti ”sangat memuaskan”) merupakan kantung permukiman orang-orang Belanda dan terhitung paling elit. Weltervreden kala itu dikenal sebagai kota yang tertata cantik dengan pohon-pohon yang dipangkas rapi seperti di taman-taman Eropa. Pejabat-pejabat dan saudarag-saudagar kaya Belanda segera membangun rumah-rumah besar di Weltervreden.
Terdapat dua taman di Weltervreden, yaitu : Koningsplein (sekarang taman Monas) dan Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Di sisi Koningsplein yang lain, membelakangi taman pada kedua sisi anak sungai Ciliwung, terbentang dua jalan pada saat itu disebut Noordwijk (sekarang Jalan Juanda) dan Rijswijk (sekarang Jalan Veteran). Di Rijkswijk itulah pada tahun 1796 Van Braam membangun sebuah rumah besar yang berhalaman sangat luas dan menghadap ke anak sungai Ciliwung.
Bangunan bekas rumah Van Braam aslinya merupakan bangunan bertingkat dua. Pada tahun 1848, tingkat atasnya diruntuhkan dan bagian depannya dibut lebih lebar untuk menampilkan wajah yang lebih resmi sesuai dengan martabat pembesar yang menghuninya. Di kiri-kanan gedung utama dibangun tempat penginapan untuk para kusir dan ajudan Gubernur Jenderal.
Disamping untuk penginapan Gubernur Jenderal, gedung bekas rumah Van Braam juga menampung funsgi sekretariat umum pemerintahan. Kantor-kantor sekretariat itu terletak di bagian bangunan yang menghadap ke gang yang kemudian memperoleh nama sebagai Gang Secretarie. Dalam perjalanan waktu, gedung itu kemudian tidak mampu menampung semua kegiatan yang semakin meningkat.
Pada tahun 1869, Gubernur Jenderal Pieter Mijer mengajukan permohonan untuk membangun sebuah ”hotel” baru dibelakang ”Hotel Gubernur Jenderal” di Rijswijk. Seorang arsitek bernama Drossares dipercayakan untuk merancang gedung baru yang menghadap ke Koningsplein yang kelak bernama Istana Merdeka. Gagasan itu baru tuntas diwujudkan sepuluh tahun kemudian. Sementara itu, bangunan lama yang menghadap Rijswijk akhirnya diperluas.
Istana Negara dan Istana Merdeka dibangun mengikuti konsep rumah panggung untuk memperhitungkan kemungkinan banjir atau pasang surut air. Konsep rumah panggung itu juga berfungsi sebaga sarana aliran udara (ventilasi) untuk menyejukkan isi bangunan. Dengan hadirnya teknologi penyejuk udara di masa modern, bagian bawah ini kemudian ditembok dan diubah menjadi berbagai ruang layanan, seperti dapur, gudang, dan sebagainya.
Gaya arsitektur Pallado tampak jelas dari eksterior kedua gedung ini yang menampilkan saka-saka bercorak Yunani. Ada enam saka bundar laras Doria di bagian depan Istana Merdeka, sedangkan bagian depan Istana Negara menonjolkan 14 saka dengan laras yang sama. Kesan arsitektur Palladio juga terlihat pada bingkai-bingkai jendela dan pintu yang besar disamping lengkung-lengkung gapura di kedua sisi Istana Merdeka. Kedua Istana Jakarta ini mempunyai ciri yang hampir mirip, yaitu serambi depan yang luas dan terbuka. Di Istana Merdeka, serambi itu dicapai dengan mendaki 16 anak tangga batu pualam, langsung dari arah depan. Di Istana Negara, serambinya yang sedikit lebih sempit dicapai dari dua anak tangga di sisi kanan dan kiri, dan bagian depannya ditutup dengan pagar balustrada.
Sebagai Presiden pertama Republik Indonesia, Insinyur Sukarno dan keluarga semula tinggal di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, dan terpaksa mengungsi ke Yogyakarta setelah Proklamasi Kemerdekaan karena agresi Belanda. Sukarno dan keluarga baru masuk Istana Gambir pada 28 Desember 1949, sehari setelah penyerahan kedaulatan. Sebelumnya Istana Gambir dihuni oleh Dr. Hubertus J. Van Mook, Letnan Gubernur Jenderal, hingga 1948, dan kemudian oleh Dr. L.M.J. Beel, Wakil Tinggi Mahkota.
Rakyat yang berkumpul di depan Istana Gambir mengelu-elukan kedatangan Bung Karno dengan pekik kemerdekaan. Semua peristiwa ini dilaporkan secara pandangan mata melalui RRI (Radio Republik Indonesia). Dengan gaya yang khas, Bung Karno kemudian berpidato di depan Istana Gambir. Salah satu keputusannya adalah mengubah nama Istana Gambir menjadi Istana Merdekan dan Istana Rijswijk menjadi Istana Negara.
Presiden Sukarno memakai sebuah ruang di sisi timur Istana Merdeka sebagai kamar tidurnya. Ruang tidur itu berseberangan dengan ruang kerjanya dan dipisahkan oleh bangsal luas yang dikenal sebagai Ruang Resepsi. Ruang tidur Bung Karno tidak mempunyai kamar mandi sendiri. Bung Karno dan Ibu Fatma menggunakan kamar mandi yang terletak di belakang kamar tidur, bersebelahan dengan kamar tidur Guntur, anak sulung mereka. Semuanya berada di sisi timur Istana Merdeka.
Sisi barat depan Istana Merdeka dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan yang lebih resmi. Di antara serambi depan dan ruang kerja Presiden semula merupakan teras terbuka dengan perabotan dari rotan. Ruangan ini pada masa Presiden Soeharto ditutup tembok. Sebagian menjadi ruang tunggu untuk para duta besar sebelum menyerahkan surat keprecayaan kepada Presiden. Sebagian lagi menjadi ruang tamu Presiden yang kemuadian dikenal sebagai ruang Jepara karena ruangan ini pada masa Presiden Soeharto diisi dengan meja-kursi kayu dan ragam interior dari ukuran Jepara.
Ruang kerja Presiden Sukarno diisi dengan meja dari kayu jati masif, setelan kursi tamu dari kulit, dan dua dinding yang dipenuhi lemari buku tingginya sepertiga dinding. Ruang kerja ini nyaris tidak berubah setelah ditinggalkan Bung Karno dan selama 32 tahun dipergunakan oleh Presiden Soeharto. Baru pada masa Presiden B.J. Habibie ruang tersebut mengalami sediikt perubahan.
Ketika putra-putri Bung Karno masih kecil, mereka tidak dikirim ke sekolah umum. Sebuah gazebo di pelataran tengah diubah menjadi kelas taman kanak-kanak bagi mereka. Gazebo itu di masa Hindia-Belanda dipakai sebagai muziek-koepel – tempat para pemusik bermain pada acara-acara pesta kebun. Guru untuk taman kanak-kanak itu didatangkan ke sana. Anak-anak staf Istana yang seusia juga diajak ”bersekolah” di situ untuk menemani putra-putri Bung Karno. Kebanyakan mereka tinggal di bangunan samping untuk karyawan Istana, di lahan yang sekarang menjadi kompleks Sekretariat Militer.
Di pelataran juga terdapat sebuah bangunan yang disebut ”sanggar”. Bangunan itu terbuat dari kayu, bertingkat dua, dan sering dipakai Bung Karno sebagai studio untuk melukis atau menulis naskah pidato. Kelak di atas lokasi ini Pak Harto membangun Puri Bhakti Renatama yang berfungsi sebagai museum untuk menyimpan lukisan dan benda-benda seni.
Pada masa Bung Karno, bagian-bagian luar Istana Merdeka masih terbuka sehingga merupakan serambi-serambi dan beranda-beranda yang luas. Sekeliling Istana, sekalipun berpagar, tetap memberi kesan terbuka. Beberapa bagian beranda yang terbuka itu dilengkapi dengan setelah kursi-kursi rotan. Di situ kadang-kadang Presiden Sukarno menemui tamu-tamunya, termasuk juga melayani wawancara para wartawan.
Untuk menegaskan Istana Jakarta sebagai tempat tinggal keluarga Presiden dan tempat kerja Presiden dan stafnya maka dirasa perlu menyediakan tempat ibadah di lingkungan itu. Akhirnya dibangunlah Masjid Baiturrahim disamping barat Istana Merdeka dengan arsitek R.M. Soedarsono pada tahun 1958 dan selesai pada tahun 1961. Pada masa pemerintahan Presiden Habibie, masjid itu diperluas pada sisi selatan dengan bangunan simetris dengan sisi utara, sedangkan bagian dalam kubah masjid dihiasi dengan kaligrafi dari ayat-ayat suci Alqur’an.
Setelah membangun Masjid Baiturrahim, Presiden Soekarno juga memerintahkan Soedarsono merancang bangunan tempat tinggal para tamu negara di dalam lingkungan Istana Jakarta. Bangunan bertingkat enam itu disebut Wisma Negara, terletak di sisi barat pelataran dalam Istana Jakarta dan dibangun sepanjang tahun 1962-1964.
Lantai teratas Wisma negara adalah ruang makan dan ruang tamu bagi para tamu agung negara. Lantai lima atalah suite untuk tamu agung setingkat kepala negara, sedangkan lantai empat merupakan suite bagi tamu agung sederajat perdana menteri atau wakil presiden. Wisma Negara juga dilengkapi dengan kantor pos, salon pangkas dan kecantikan, tempat penukaran uang, serta toko cenderamata.
Halaman luas yang menjadi pelataran bagi Istana Merdeka, Istana Negara, dan Wisma Negara juga menjadi surga bagi berbagai macam burung. Sesuai dengan musimnya, ratusan burung betet, perkutut, jalak menyinggahi halaman Istana Jakarta. Bung Karno dulu selalu meminta para staf untuk menyediakan makanan bagi peliharaan burung-burung. Sebagai pecinta kemerdekaan, ia juga dikenal pembenci sangkar burung. Pada masa pemerntahan Presiden Megawati, Taufiq Kiemas, suami Presiden, menanam pohon salam di halaman ini untuk mengundang burung-burung bebas.
Beberapa arca kuno juga menghiasi berbagai sudut pekarangan Istana Jakarta. Salah satu diantaranya adalah arca Dhyani Boddhisattva, yang berasal dari Jawa Tengah pada abad ke-9 merupakan arca langka yang sudah ada disana sejak masa Hindia-Belanda.
Bila Presiden Sukarno sedang berada di Istana Jakarta, sebuah bendera kepresidenan berwarna kuning dengan bintang emas ditengahnya dikibarkan di atas Istana Merdeka. Sejak Presiden Soeharto, penandaan seperti itu tidak dilakukan lagi.
Denyut kehidupan Istana Jakarta berubah sejak Jenderal TNI Soeharto menggantikan Ir. Sukarno. Sebagai Presiden Republik Indonesia yang kedua, Presiden Soeharto memutuskan untuk tinggal di kediaman pribadinya di Jalan Cendana 8, Jakarta. Sejak itu praktis Istana Merdeka dan Istana Negara hanya dipakai sebagai tempat kerja, upacara, dan resepsi kenegaraan.
Pak Harto berkantor di Bina Graha yang terletak di sebelah timur Istana Negara, menghadap ke arah Sungai Ciliwung, kemudian menjadi kantor resmi Pak Harto. Gedung ini berdiri di atas lahan bekas Hotel Dharma Nirmala, bangunan yang pada masa sebelumnya bernama Hotel der Nederlanden dan Raffles House.
Presiden Soeharto mempunyai dua ruang kerja di Bina Graha, yaitu di lantai dasar dan lantai atas. Kedua ruang kerja ini dihubungkan dengan tangga. Ruang kerja di lantai atas biasanya dipakai sebelum menghadiri sidang-sidang kabinet terbatas. Ruang kerja di lantai bawah dipakai untuk menerima tamu-tamu yang berhubungan dengan kegiatan pemerintahan. Untuk menerima tamu negara dan pejabat lembaga tinggi negara, Presiden Soeharto menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka.
Pada dasawarsa terakhir masa pemerintahannya, Pak Harto bahkan makin sering menggunakan kediamannya di Jalan Cendana untuk menerima para tamu. Pada periode itu Pak Harto juga mulai sering menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka pada hari Jum’at agar dekat dengan Masjid Baiturrahim. Beliau juga menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka itu untuk pertemuan-pertemuan yang bersifat khusus.
Tidak adanya kebutuhan untuk kehidupan rumah tangga di Istana Merdeka juga mengubah berbagai fungsi ruangan. Atas persetujuan Presiden Soeharto, bekas kamar tidur Bung Karno pada renovasi tahun 1997 diubah menjadi tempat untuk menyimpan Bendera Pusaka dan naskah asli Proklamasi Kemerdekaan. Patung dada Bung Karno dan Bung Hatta juga ditempatkan di ruang itu. Pada dinding utara ruang pusaka itu dipasang relief yang menggambarkan Sajuti Melik mengetik teks proklamasi, serdangkan pada dinging selatan menggambarkan Ibu Fatmawati menjahit Bendera Pusaka. Diantara semua Presiden Republik Indonesia, Presiden Habibie yang paling sering membawa tamunya mengunjungi Ruang Bendera Pusaka ini.
Bekas ruang tidur Ibu Fatmawati di sisi barat, disamping belakang ruang kerja Presiden, diubah menjadi dua ruang tidur untuk istirahat kepala negara, dilengkapi dengan kamar mandi yang telah direnovasi. Pak Harto hanya menggunakan ruang ini untuk bermalam setiap tanggal 16 Agustus setelah mengikuti upacara ranungan suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, menjelang upacara peringata hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Ruang Kredensial yaitu bangsal pertama yang dicapai setelah memasuki pintu utama Istana Merdeka dari arah serambi depan, tidak berubah fungsinya. Di situlah para duta besar negara sahabat menyampaikan surat keprecayaan (kredensial) kepada Kepala Negara Republik Indonesia. Di ruang ini pula Kepala Negara setiap tahun menerima para duta besar yang menyampaikan ucapan selamat ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dibelakang Ruang Kredensial terdapat sebuat koridor yang memisahkan Ruang Jepara di sisi barat sedangkan di sisi timur adalah salon yang dipakai sebagai ruang kerja, ruang tamu, dan ruang makan Ibu Negara. Pada masa Presiden Megawari, ruang ini dirombak menjadi Ruang Raden Saleh, khusus untuk menyimpan lima lukisan Raden Saleh.
Melalui koridor yang memisahkan Ruang Jepara dan Ruang Raden Saleh, para tamu bisa melangkah ke bangsal berikutnya, yaitu Ruang Resepsi yang merupakan ruang terluas di Istana Merdeka. Beberapa resepsi kenegaraan khususnya pada 17 Agustus malam diselenggarakan di ruang ini.
Ruang Respsi ini berlanjut ke serambi belakang yang sudah diperluas sejak renovasi tahun 1997. serambi ini semula merupakan teras terbuka, kemudian ditutup pada masa Presiden Soeharto dengan dinding pintu dan jendela kaca yang disesuaikan dengan gaya arsitektur bangunan. Serambi belakang tertutup ini juga bersambung ke sebuah teras terbuka yang menghadap ke pelataran Istana Jakarta. Di bagian atas dinding dalam serambi tersebut dihi8asi dengan relief aksara Arab yang mengandung arti ”damailah mereka yang berkunjung ke tempat ini” pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie.
Di halaman depan Istana Merdeka berdekatan dengan kolam air mancur, berdiri sebuah tiang bendera dari beton setinggi 17 meter. Sebelumnya, pada masa Hindia-Belanda, bendera dikibarkan di puncak Istana Merdeka. Setiap tahun dalam peringatan Proklamasi Kemerdekaan, pada tiang bendera ini dikibarkan duplikat Bendera Pusaka.
Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan di Istana Merdeka mempunyai ciri khas masing-masing, baik pada masa Bung Karno maupun Pak Harto. Pada masa Bung Karno, masyarakat datang berduyun-duyun pada puncak peringatan untuk mendengar pidato Bung Karno serta melihat parade di Jalan Medan Merdeka Utara dengan panggung kehormatan di depan Istana Merdeka. Pada masa Pak Harto, parade militer diubah menjadi Pawai Pembangunan yang diselenggarkan pada setiap tanggal 18 Agustus. Presiden kedua ini juga melembagakan acara makan malam Peringatan Hari Kemerdekaan dengan mengundang para perintis kemerdekaan, veteran dan warakawuri di Istana Merdeka.
Pada masa Pak Harto, upacara dipusatkan pada detik-detik Proklamasi dengan pembacaan Naskah Proklamasi. Upacara pengibaran dan penurunan bendera pada senja hari dikembangkan menjadi seremoni yang anggun. Pada masa inilah mulai diperkenalkan konsep Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang terdiri dari siswa-siswi SMU terpilih yang mewakili provinsi Indonesia.
Pada bulan-bulan lainnya, sejak tahun 1984, setiap senja tanggal 17 diselenggarakan acara tetap di halaman depan Istana Merdeka, yaitu upacara penurunan bendera dan penggantian regu Kawal Jaga Istana. Upacara yang disebut Parade Senja itu disemarakkan dengan atraksi marching band dari berbagai sekolah atau organisasi massa, serta kolone senjata yang diiringi Korps Musik Pasukan Pengamanan Presiden.
Secara bertahap Istana Jakarta pun mengalami perubahan wajah. Kegemaran Ibu Negara Tien Soeharto terhadap ukir-ukiran kayu Jepara dengan segera mengubah penampilan Istana. Di luar bergaya Palladio, didalam bergaya Jepara. Menurut Joop Ave, yang menjabat sebagai Kepala Istana-Istana Presiden pada saat diawalinya renovasi interior, upaya itu juga untuk mengindonesiakan sekaligus memasyarakatkan Istana. Ketika Sampoerno menjadi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, pengindonesiaan ragam hias tersebut dilanjutkan.
Ruang tamu Presiden di sisi Istana Merdeka misalnya, kemudian diberi nama Ruang Jepara, karena menggunakan ragam hias ukiran Jepara. Pada dinding-dindingnya digantung beberapa relief ukiran kayu berukuran besar. Salah satunya menggambarkan epik Ramayana. Beberapa saka di ruang itu juga dibungkus dengan kayu berukir. Dua pasang saka masif berlaras Ionia, masing-masing di Ruang Kredensial dan di Ruang Jepara, juga dibungkus dengan ukiran Jepara.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, lantai marmer di berbagai ruang utama Istana Merdeka ditutup permadani berwarna merah marun, sedangkan di Istana Negara dengan permadani warna hijau hutan. Permadani itu memakai hiasan dengan ragam hias lung-lungan di sepanjang tepi serta bagian tengahnya. Di Ruang Kredensial, hiasan tengah permadaninnya memakai motif Cakra Manggilingan.
Pilihan warna merah untuk Istana Merdeka dan hijau untuk Istana Negara juga diterapkan pada gorden atau tirai jendela dan pintu di kedua bangunan itu. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, gorden di Istana Merdeka diubah warnanya menjadi biru.
Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, jabatan Kepala Rumah Tangga Istana diubah menjadi Sekretariat Presiden RI yang pada masa presiden Megawati dijabat oleh Kemal Munawar. Presiden Megawati mengangkat staf khusus Kris Danubrata yang ditugasi melakukan penataan ulang interior Istana-Istana Presiden Republik Indonesia. Hal pertama yang dilakukannya adalah melepaskan semua ukiran-ukiran Jepara dari interior Istana Merdeka dan Istana Negara — kecuali Ruang Jepara yang sengaja dilestarikan sebagai bagian sejarah kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal itu dilakukan untuk mengembalikan nuansa asli klasik Eropa pada Istana Jakarta.
Secara bertahap dilakukan pula penggantian gorden dan karpet di Istana Jakarta. Gorden yang semula tebal dan berwarna masif digantikan dengan vitrase semi-transparan yang memberi kesan ringan dan terbuka. Karpet yang semula wall-to-wall diganti dengan lembaran-lembaran luas kapet Persia, Pakistan, dan Afganistan, yang menimbulkan kesan ramah dan akrab.
Kursi dan sofa dari kayu ukiran Jepara dengan bantalan berwarna kuning emas yang semula memenuhi Istana Jakarta juga diganti dengan kursi dan sofa peninggalan kolonial Hindia-Belanda dulu. Sebagian besar mebel itu dikeluarkan kembali dari gudang untuk direnovasi dan diganti bantalan baru dengan warna dan corak yang menimbulkan kesan elegan dan hangat.
Di masa Presiden Megawati dilakukan penataan dan penempatan kembali lukisan serta benda-benda seni lainnya dengan penataan interior yang baru. Beberapa lukisan dikembalikan ke tempatnya semula seperti ketika pada awalnya ditempatkan secara khusus oleh Bung Karno atas pertimbangan estetis dan teknis yang khusus.
Presiden Megawati juga memilih untuk tidak tinggal di Istana Merdeka. Sekalipun demikian Ibu Mega menggunakan Istana Negara sebagai kantornya. Oleh karenanya, Istana Negara perlu mengalami sedikit perubahan penataan interior.
Istana negara pada dasarnya terdiri dari dua balairung besar: Ruang Upacara dan Ruang Jamuan. Sesuai dengan namanya, Ruang Upacara adalah untuk tempat penyelenggaraan upacara-upacara resmi kenegaraan. Di masa Hindia-Belanda, Ruang Upacara dipakai sebagai ballroom untuk pesta-pesta yang disemarakkan dengan acara dansa.
Di Ruang Upacara tersedia dua perangkat gamelan: Jawa dan Bali, masing-masing ditempatkan di timur dan barat dari podium yang berada di sisi selatan Ruang Upacara. Jika upacara mengharuskan diperdengarkan lagu kebangsaan dengan korps musik dari pasukan pengamanan presiden maka ditempatkan di serambi belakang yang hanya dipisahkan oleh dinding belakang podium Ruang Upacara. Auditorium ini dapat menampung seribu hadirin berdiri atau 350 hadirin duduk.
Sedangkan Ruang Jamuan dipakai untuk jamuan kenegaraan atau sebagai tempat para tamu beramah-tamah setelah upacara selesai. Ruangan ini dapat menampung 150 orang. Sebuah luisan Basoeki Abdullah bertema Ratu Kidul merupakan elemen hias utama di ruang ini.
Serambi depan yang terbuka, menghadap ke Jalan Veteran dapat dicapai dengan anak-anak tangga di kedua sisinya. Melalui pintu-pintu kaca, pengunjung akan tiba di ruang depan. Ruang depan ini dipergunakan sebagai tempat untuk tukar-menukar cinderamata antara dua kepala negara sebelum memasuki Ruang Jamuan. Di ruang ii terdapat tiga kandelabra besar dan sepasang cermin antik yang tingginya hampir mencapai tiga meter.
Dari depan ini terdapat sebuah koridor untuk mencapai Ruang Jamuan. Sejumlah lukisan bertema revolusi kemerdekaan karya S. Sudjojono, Dullah, dan Rustamadji dipajang di kedua dinding di sepanjang koridor itu.
Di kedua sisi koridor itu terdapat beberapa ruang khusus. Di sisi barat terdapat suite untuk Wakil Presiden dan ruang tunggu tamu Presiden. Ruang tamu Presiden ini dulunya merupakan Ruang Pusaka untuk menyimpan berbagai benda pusaka. Di ruang ini Presiden menemui tamu-tamunya.
Ruang kerja Presiden berada di sisi timur koridor ini, diapit dengan ruang tunggu tamu dan ruang ajudan. Ruang kerja ini hanya dilengkapi dengan sebuah meja kerja besar, sebuah kursi kerja untuk Presiden, dua kursi hadap, dan sebuah lemari panjang untuk menyiman berbagai benda seni dari keramik dan perak. Di belakang ruang kerja ini terdapat ruang istirahat dan ruang makan bagi Presiden.
Pemerintahan Presiden Soeharto berakhir dalam sebuah upacara mendadak di Ruang Kredensial Istana Merdeka pada tanggal 21 Mei 1998. dalam acara singkat yang disiarkan langsung melalui televisi, Wakil Presdien Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie mengucapkan sumpah di hadapan Ketua Mahkamah Agung untuk memulai tugasnya sebagai Presdien Republik Indonesia yang ketiga.
Presiden Habibie tinggal di kediaman pribadi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, dan berkantor di Istana Merdeka. Ia menggunakan kantor di Bina Graha hanya pada saat-saat tertentu, misalnya bila memimpin Sidang Kabinet Terbatas. Untuk itu, dilakukan berbagai penyesuaian untuk membuat ruang kerja di Istana Merdeka itu memenuhi syarat guna menunjang kerja seorang Presiden yang akrab dengan teknologi baru.
Sebuah setelah sofa dari kulit bergaya Chesterfield ditempatkan di ruang kerja. Di atas meja kerja ditempatkan dua komputer. Pada batang lampu-duduk di atas meja kerja. Presiden Habibie menggantungkan sebuah boneka beruang kecil yang didapatnya dari seorang teman sebagai kenang-kenangan.
Irama kerja Presiden Habibie berbeda dengan irama kerja kedua pendahulunya. Sebagai orang yang bekerja tanpa henti hingga larut malam, Pak Habibie baru memulai acaranya di Istana Merdeka pada pukul sepuluh pagi. Kadang-kadang ia tidak keluar dari Istana hingga menjelang tengah malam. Pada hari Sabtu, ia mengkhususkan waktunya di Istana Merdeka untuk menerima wartawan yang hendak mewawancarainya.
Untuk menerima tamu-tamu diantara dua kegiatan di Istana Negara dan Istana Merdeka, Presiden Habbie kadang-kadang menggunakan salah satu ruang di Puri Bhakti Renatama. Ini juga demi alasan praktis karena gedung itu terletak dalam perjalanan antara kedua Istana. Untuk jumpa pers, ia sering mengundang para wartawan ke Wisma Negara. Presiden Habibie juga sering memanfaatkan ruang makan yang berbeda untuk acara santap siangnya. Ia sering membawa sendiri makan siangnya dari rumah.
Presiden Habibie hanya sempat memerintah selama 13 bulan, dan menyerahkan kepemimpinan bangsa Indonesia kepada Presiden Abdurrahman Wahid, yang biasa dipanggil Gus Dur. Pada masa kepemimpinannya, Gus Dur memindahkan keluarganya ke Istana Merdeka. Ia menggunakan ruang tidur yang semula dipergunakan Bung Karno di Istana Merdeka.
Gaya hidup Gus Dur yang sangat terbuka memberi warna baru degup kehidupan Istana Jakarta. Seringkali Istana ”hidup” selama 24 jam karena berbagai jamuan dan pertemuan keluarga yang menghadirkan tamu berjumlah besar.
Gus Dur juga bekerja di ruang kerja Bung Karno. Sebaliknya, Presiden Megawati justru tidak menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka sebagai kantornya, melainkan salah satu ruangan di Istana Negara.
Pada masa Presiden Megawati dipersiapkan rencana memindahkan Kantor Presiden ke Puri Bhakti Renatama yang terletak di pelataran dalam antara Istaa Merdeka dan Istana Negara. Bangunan tambahan itu dibangun semasa Presiden Soeharto sebagai museum untuk menyiman lukisan dan benda-benda seni serta benda-benda hadiah.
Tetapi karena koleksi lukisan, benda seni, dan benda hadiah terus bertambah, museum itu tidak mampu lagi menampung semuanya. Gedung Bina Graha yang semula menjadi Kantor Presiden diubah fungsinya menjadi museum untuk menyimpan semua koleksi benda seni yang tidak dipajang di Istana. Sedangkan bekas bangunan museum itu direnovasi menjadi kantor Presiden yang baru, lengkap dengan ruang untuk konferensi pers dan ruang Rapat Kabinet.
Baik pada masa penjajahan maupun masa kemerdekaan, Istana Negara dan Istana Merdeka sarat dengan berbagai puncak peristiwa sejarah. Di Istana Rijswijk pada tahun 1829 Gubernur Jenderal G.A.G. baron Van Der Capellen mendengarkan rancana Jenderal Hendrik Merkus baron De Kock untuk menumpas pemberontakan Diponegoro. Sebagai Panglima Tertinggi Tentara Hindia-Belanda De Kock berhasil memerpdaya Diponegoro pada awal 1830 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Graaf Van Den Bosch.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Istana Negara menjadi saksi sejarah atas penandatanganan naskah Persetujuan Linggarjati pada hari Selasa, 25 Maret 1947. Persetujuan ini antara lain menetapkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda akan bersama-sama menyelenggarakan berdirinya sebuah negara berdasarkan prinsip federasi. Setahun kemudian, pada tanggal 13 Maret 1948, Istana Negara kembali menjadi tuan rumah untuk pertemuan empat mata antara Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Letnan Gubernur Jenderal Dr. Hubertus J. Van Mook.
Pada masa pemerintahan Presiden Sukarno, beberapa puncak peristiwa sejarah yang terjadi di Istana Merdeka dan Istana Negara antara lain adalah: pembubaran Republik Indonesia Serikat dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1950. Dekrit Presiden Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 di depan Istana Merdeka pada 5 Juli 1959, pidato Dekrit Ekonomi di Istana Negara pada tanggal 28 Maret 1963 sebagai akibat ditolaknya permintaan utang kepada IMF (Dana Moneter Internasional). Di masa Presiden Sukarno halaman Istana Merdeka juga beberapa kali dipakai untuk pawai raksasa.
Isu tentang ”pengepungan” Istana Jakarta oleh sekelompok tentara pada akhir pemerintahan Presiden Soeharto tampaknya mengulangi insiden serupa yang terjadi pada akhir masa pemerintahan Presiden Sukarno. Ketika itu, Presiden Sukarno segera meninggalkan Istana Jakarta dengan helikopter menuju Istana Bogor.
Ruang Kredensial Istana Merdeka menjadi perhatian dunia ketika pada tanggal 21 Mei 1998 dilangsungkan upacara singkat pengambilan sumpah Presiden Habibie yang disiarkan secara langsung ke seluruh penjuru dunia. Sekelompok mahasiswa sempat mendekati halaman depan Istana Merdeka untuk melakukan unjuk rasa.
Hampir semua kepala negara dan kepala pemerintahan dari seluruh dunia telah mendaki anak-anak tangga Istana Merdeka di Jakarta. Nama-nama mereka tercatat dalam daftar panjang para tamu negara di Istana Jakarta. Beberapa nama besar dalam sejarah dunia yang pernah berkunjung ke Istana Jakarta antara lain adalah: Shri Pandit Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri Indira Gandhi, Ratu Elizabeth, Raja Norodom Sihanouk, Jaksa Agung Robert Kennedy, Presiden Nelson Mandela, Kanselir Helmut Kohl, Presiden Bill Clinton, dan Putri Diana.
Sampai kini, tercatat 23 kepala pemerintahan yang pernah memakai kompleks Istana Jakarta ini, yaitu: 15 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, tiga Saiko Shikikan (Panglima Tertinggi Tentara ke-16 Jepang di Jawa), dan lima orang Presiden Indonesia. Dari 15 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, hanya empat orang yang benar0benar tinggal di Istana Waltevreden; yang lain menetap di Istana Buitenzorg dan hanya datang ke Batavia untuk menghadiri pertemuan Raad van Indie. Hanya dua orang Presiden Republik Indonesia yang pernah tinggal di kompleks Istana Jakarta yaitu Presiden Sukarno dan Presiden Abdurrahman Wahid.
G. MONAS

Monumen
Nasional atau yang populer
disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan
setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan
perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan
dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada
tanggal 17
Agustus 1961 di
bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini
dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan
semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di
tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta
Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00
WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.
Sejarah
Setelah pusat pemerintahan Republik
Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada
tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah
Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah
monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan
Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan
perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus
membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan
mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus
1954 sebuah komite
nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun
1955. Terdapat 51 karya
yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban
yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan
karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara
kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang
memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan
rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu
dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga
dan yoni.
Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi
rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat
besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi
saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan
menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno
kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu.
Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus
1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
ke dalam rancangan monumen itu.Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun
di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M.
Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961.
Pembangunan
Sukarno
menginspeksi pembangunan Monas. Foto ini dibuat sekitar tahun 1963-1964.
Pembangunan terdiri atas tiga tahap.
Tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan
dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus
1961 dengan Sukarno secara
seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton digunakan
sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk fondasi
museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di
dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya
rampung pada bulan Agustus 1963. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini
sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama
pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih saja
terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara
resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli
1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.[4][5]
Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan Merdeka.
Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir,
Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman
Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa
lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka
dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan
melakukan berbagai aktivitas dalam taman.
Rancang Bangun
Monumen
Rancang bangun Tugu Monas
berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; Lingga
dan Yoni.
Tugu obelisk
yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen
maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari.
Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan
perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam
hari.[6]
Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling
melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga
dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung",
alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional
Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya
bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan
persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di Taman Medan Merdeka Utara
berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara
sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air
mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang
kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat
Italia, Prof. Coberlato[7]
sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia.
Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran
Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan
jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket
tiket berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan
tanah di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat
relief sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui
pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang
kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen.
Relief Sejarah
Indonesia
Relief
timbul sejarah Indonesia menampilkan Gajah Mada
dan sejarah Majapahit
Pada halaman luar mengelilingi
monumen, pada tiap sudutnya terdapat relief timbul yang menggambarkan sejarah
Indonesia. Relief ini bermula di sudut timur laut dengan
mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau; menampilkan sejarah
Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah jarum
jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut. Secara kronologis
menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat Indonesia dan
pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi modern yang
memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda,
Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul
Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa
pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen
dengan kerangka pipa atau logam, sayang sekali beberapa patung dan arca mulai
rontok dan rusak akibat hujan dan cuaca tropis.
Museum Sejarah
Nasional
Pelajar
memperhatikan diorama sejarah Indonesia
Di bagian dasar monumen pada
kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional
Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80
x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar
berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga
menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa
pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut timur laut
bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa
pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya
dan Majapahit,
disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan
nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama
berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20,
pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru
pada masa pemerintahan Suharto.
Ruang Kemerdekaan
Ruang
kemerdekaan
Di bagian dalam cawan monumen
terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai
melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara dan selatan. Ruangan ini
menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya
naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara
Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berlapis emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.[1][8].
Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang
untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan
perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia
disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini
terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya
Kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan
kesucian. Pintu ini terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan
dan berlapis marmer hitam. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan
yang secara mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri"
diikuti kemudian oleh rekaman suara Sukarno
tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus
1945. Pada sisi selatan
terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia
terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur
terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini
menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih,
yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus
1945. Akan tetapi karena
kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi
utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas,
melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Semua itu sangat indah.
Pelataran Puncak dan
Api Kemerdekaan
Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat
menikmati panorama Jakarta dari ketinggian
Sebuah elevator
(lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak
berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini
berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung
sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih
dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari
besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan
seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke
selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa
Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak Monumen Nasional terdapat
cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan
dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter
dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini
sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih
kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35
kilogram[1],
akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai
berat 50 kilogram lembaran emas.[9]
Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar
Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang
dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan
pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah.
Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran
puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari
dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar
cawan adalah 8 m (3 meter dibawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar
cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter,
semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Sebanyak 28 kg dari 38 kg emas pada
obor monas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam,
seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi salah satu orang terkaya di
Indonesia.[10]
Pandangan
Jakarta Pusat dari puncak Monumen Nasional
Galeri
Museum Sejarah Nasional Indonesia di
kaki monumen.
Diorama sejarah Indonesia di dalam
museum.
Kolam pantul Monas di Taman Medan
Merdeka Monas.
Monas di kala malam.
Dewi Pertiwi
Garuda
Pancasila di dalam Ruang Kemerdekaan Monas.
Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
disimpan di Ruang Kemerdekaan Monas.
Peta Nusantara
berlapis emas di dalam Ruang Kemerdekaan.
Referensi
- Heuken, A, (2008) Medan
Merdeka - Jantung Ibukota RI, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, No
ISBN
- Jakarta Local
Government website: Museums in Jakarta
- National Monument Office,
Jakarta Capital City Administration (1996), National Monument: The
Monument of the Indonesian National Struggle ISBN
979-95172-0-6
H.
CIBADUYUT
Sepatu, tas
dan dompet merupakan salah satu asesoris yang selalu digunakan dan dibawa baik
bagi pria maupun wanita. Bandung
merupakan salah satu sentral pembuatan asesoris tersebut. Tepatnya berada di Cibaduyut
Bandung. Cibaduyut pun dikenal sebagai deretan toko terpanjang di
Asia. Hasil produk sepatu cibayudut tidak kalah dengan merek luar negeri.
Buktinya dengan banyaknya turis domestik yang datang ke sini.
Cibaduyut Bandung berada di daerah selatan Bandung kira kira dari pusat kota sekitar 30 menit. Kawasan ini awalnya terkenal dengan sentral sepatu kulit.
Untuk menuju ke Cibaduyut tidak sulit. Di tandai dengan patung sepatu yang besar di depan perempatan sebelum memasuki jalan Cibaduyut Bandung. Dengan adanya patung yang Sepatu memudahkan untuk para pengunjung untuk bisa sampai ke cibaduyut bandung, karena patung sepatu merupakan lambang atau ciri khas dari jalan cibaduyut dan patung sepatu satu-satunya yang ada di kota Bandung. Pantung sepatu cibaduyut merupakan akses pintu masuk menuju dari jalan Cibaduyut Bandung.
Sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko toko yang menjual dan menerima pesanan sepatu. Semua ukuran sepatu dapat dibuatkan di sini. Daerah ini terkenal karena harga yang mereka tawarkan cukup murah, dan kwalitas yang cukup bagus.
Kita bisa melihat toko-toko yang berjejer memajang dagangan yang didominasi oleh tas dan sepatu. Kalau kita masuk ke dalamnya, kita dapat menemukan lebih banyak lagi. Ada pakaian termasuk jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, bahan kulit untuk mebuat sepatu atau sendal dan lain-lain.
Keistimewaan dari cibaduyut adalah bagi anda yang ingin membeli sepatu dengan model yang anda inginkan anda bisa melakukan pemesanan. Harganya pun bervariasi, mulai dari beberapa puluh ribu saja sampai dengan ratusan ribu rupiah. Harganya pun bisa di tawar. Dengan kualitas yang bagus juga. Mangkanya deangan kualitas yang terjamin prodak dari cibaduyut sangat terkenal hingga ke Asia.
Selain sepatu, dompet dan tas banyak juga di sini di jual makanan khas Bandung sebagai oleh oleh bandung. Jika datang ke cibaduyut Bandung anda tak hanya belanja sepatu atau makanan saja, namun dompet pun disini bisa dijadikan oleh oleh Bandung, karena harga, bentuk dan kwalitas yang bagus.
Tidak jauh dari jalan cibaduyut bandung terdapat terminal bus leuwih panjang, yang bisa memudahkan para pengunjung yang menggunakan alat tranportasi untuk mengunjungi cibaduyut bandung. Untuk anda yang menggunakan kendaraan pribadi dari luar bandung anda bisa keluar dar Tol Kopo atau tol Moch. Toha, karna kedua Tol ini akses keluar dari tol yang sangat dekat. Berbagai oleh-oleh ciri khas kota bandung bisa anda dapatkan disini, seperti penyeum, dodol, opak, dan lain-lain.
Jika Cibaduyut terkenal akan sentral sepatu dan tas ada wilayah lain yang juga terkenal dengan produk Jeans, yaitu Cihampelas Bandung. Jangan lupa jika anda berlibur ke Bandung mintalah Cibaduyut Bandung dan Cihampelas Bandung masuk dalam Bandung tour package anda. Maka anda akan menemukan sensasi lain dari Kota Bandun
Cibaduyut Bandung berada di daerah selatan Bandung kira kira dari pusat kota sekitar 30 menit. Kawasan ini awalnya terkenal dengan sentral sepatu kulit.
Untuk menuju ke Cibaduyut tidak sulit. Di tandai dengan patung sepatu yang besar di depan perempatan sebelum memasuki jalan Cibaduyut Bandung. Dengan adanya patung yang Sepatu memudahkan untuk para pengunjung untuk bisa sampai ke cibaduyut bandung, karena patung sepatu merupakan lambang atau ciri khas dari jalan cibaduyut dan patung sepatu satu-satunya yang ada di kota Bandung. Pantung sepatu cibaduyut merupakan akses pintu masuk menuju dari jalan Cibaduyut Bandung.
Sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko toko yang menjual dan menerima pesanan sepatu. Semua ukuran sepatu dapat dibuatkan di sini. Daerah ini terkenal karena harga yang mereka tawarkan cukup murah, dan kwalitas yang cukup bagus.
Kita bisa melihat toko-toko yang berjejer memajang dagangan yang didominasi oleh tas dan sepatu. Kalau kita masuk ke dalamnya, kita dapat menemukan lebih banyak lagi. Ada pakaian termasuk jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, bahan kulit untuk mebuat sepatu atau sendal dan lain-lain.
Keistimewaan dari cibaduyut adalah bagi anda yang ingin membeli sepatu dengan model yang anda inginkan anda bisa melakukan pemesanan. Harganya pun bervariasi, mulai dari beberapa puluh ribu saja sampai dengan ratusan ribu rupiah. Harganya pun bisa di tawar. Dengan kualitas yang bagus juga. Mangkanya deangan kualitas yang terjamin prodak dari cibaduyut sangat terkenal hingga ke Asia.
Selain sepatu, dompet dan tas banyak juga di sini di jual makanan khas Bandung sebagai oleh oleh bandung. Jika datang ke cibaduyut Bandung anda tak hanya belanja sepatu atau makanan saja, namun dompet pun disini bisa dijadikan oleh oleh Bandung, karena harga, bentuk dan kwalitas yang bagus.
Tidak jauh dari jalan cibaduyut bandung terdapat terminal bus leuwih panjang, yang bisa memudahkan para pengunjung yang menggunakan alat tranportasi untuk mengunjungi cibaduyut bandung. Untuk anda yang menggunakan kendaraan pribadi dari luar bandung anda bisa keluar dar Tol Kopo atau tol Moch. Toha, karna kedua Tol ini akses keluar dari tol yang sangat dekat. Berbagai oleh-oleh ciri khas kota bandung bisa anda dapatkan disini, seperti penyeum, dodol, opak, dan lain-lain.
Jika Cibaduyut terkenal akan sentral sepatu dan tas ada wilayah lain yang juga terkenal dengan produk Jeans, yaitu Cihampelas Bandung. Jangan lupa jika anda berlibur ke Bandung mintalah Cibaduyut Bandung dan Cihampelas Bandung masuk dalam Bandung tour package anda. Maka anda akan menemukan sensasi lain dari Kota Bandun
C.
Kesan-kesan
o Selama di Kota Bandung dan Jakarta kami mendapat pengalaman
baru yang tidak pernah kami lupakan.
o Kami
senang karena pada saat di kota Bandung kami mendapat wawasan,ilmu pengetahuan
dan teknologi serta dapat melihat sejarah pada masa lalu.
o Kami
sangat senang karena pada saat di Jakarta kami dapat menikmati wahana di DUFAN.
D.
Faktor
Pendukung Kunjungan
Ø
Melaksanakan kegiatan sekolah yang
diadakan setiap tahun.
Ø
Menambah wawasan tentang daerah
wisata di Jakarta.
Ø
Untuk
nilai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Bab 3
Penutup
A.
Kesimpulan
Kami
merasa senang pada saat berwisata ke Bandung-Jakarta karena kami jadi lebih
mengerti tentang tempat-tempat wisata yang ada di kota Bandung dan Jakarta
serta ilmu pengetahuan kami menjadi bertambah,serta menambah pengalaman saat
berwisata. Kota Jakarta adalah kota yang banyak mengandung
sejarah. Disana banyak terdapat tempat wisata. Maka dari itu apabila kita
berwisata ke Jakarta sebaiknya kita tidak boleh hanya bersenang-senang saja.
Kita juga harus mengetahui sejarh tentang tempat tersebut. Terlebih apabila
kita pergi ke museum, kita dapat melihat benda-benda bersejarah, dari situ kita
dapat mengetahui hehidupan zaman dahulu.
B.
Saran

o Untuk
para panitia sebaiknya pada saat di tempat wisata kami diberikan waktu yang
cukup lama,supaya kami bisa mencari informasi dan pengalaman tanpa
terburu-buru.
o Untuk
guru dan panitia penyelenggara diharapkan tahun-tahun mendatang tujuan wisata
yang belum pernah dikunjungi tahun-tahun lampau.
o Untuk
adik kelas sebaiknya jika ada Study Wisata diharapkan agar dapat mengikuti
kegiatan Study Wisata tersebut karena selain menyenangkan juga menambah
pengalaman dan wawasan bersama teman-teman dan guru-guru.
o Semoga
laporan perjalanan Study Wisata ini bermanfaat bagi adik-adik kelas dan
pembaca.

terimakasih atas bantuan nya
BalasHapusSaya berterimakasih kepada penulis blog ini karena sudah membantu saya
BalasHapusMakasih atas bantuannya
BalasHapusthanks for sharing
BalasHapushttp://wisatalokalis.over-blog.com/2020/02/3-tempat-wisata-indonesia-yang-mirip-luar-negeri.html