Minggu, 25 Januari 2015

CONTOH MAKALAH STUDY TOUR KE JAKARTA BANDUNG

LAPORAN STUDY TOUR
JAKARTA
                   http://tripholiday.net/images/uploads/National-Monument-Monas-2.jpg

Disusun Oleh:
1. Desi Nurmala Sari     ( 6 )
2. Diana Utami                 ( 7 )
3. Lili Diah Utami            (16)
4. Tri Krismonalisa        (26)
5. Yachyu Sri Suhesti    (28)


SMP NEGERI 1 SUMPIUH
Tahun Pelajaran 2013/2014
 PENGESAHAN
Laporan study tour ini yang merupakan tugas wajib Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumpiuh Tahun Ajaran 2013/2014. Kami siswa kelas VIII D yang beranggotakan 5  siswa yaitu:

1.      Desi Nurmala Sari
2.     Diana Utami
3.     Lili Diah Utami
4.    Tri Krismonalisa
5.     Yachyu Sri Suhesti

dengan tujuan study tour ke Jakarta-Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 17-20 Oktober 2013 dengan kunjungan di berbagai obyek wisata di Jakarta-Bandung telah selesai kami susun.
Laporan study tour telah di konsultasikan kepada Guru Bhs.Indonesia serta telah disetujui dan disahkan guna melengkapi tugas Bhs.Indonesia.



Disahkan pada :

Hari                 :
Tanggal           :    







Pembimbing,                                                                  Wali Kelas,


                       

  
                       Suhono,S.pd,                                                                         Dartun Eko Km

                                               
                                                 
   Mengetahui,
Kepala Sekolah






                                                         Rudi Kristanto,S.pd,




                KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah swt karena telah melimpahkan nikmat dan hidayahnya sehingga pada kesempatan kali ini saya dapat menyelesaikan laporan perjalanan study tour ke Bandung-Jakarta dengan baik.
Kami berupaya menyusun laporan perjalanan ini secara sistematis.Untuk penyajiannya kami sesuaikan dengan kaidah-kaidah guru Bahasa Indonesia kami.
Laporan study tour ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari pihak-pihakyang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan perjalanan ini  yaitu :
1.    Bapak Rudi Kristanto,S.Pd, selaku bapak kepala sekolah SMPN 1 Sumpiuh yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengikuti kegiatan Study Wisata ke Bandung-Jakarta
2.   Bapak Dartun Eko K.M,Kom, selaku wali kelas kami yang telah membimbing kami.
3.   Bapak Suhono,S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia kami yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan perjalanan ini.
4.   Bapak dan Ibu staf dewan guru yang ikut  mendampingi,mengawasi,dan memotivasi kami selama perjalanan study wisata.
5.   Tour Leader dari CV. INDOTIARA yang telah mendampingi kami.
6.   Orang tua dan keluarga kami yang telah mengizinkjan kami untuk mengikuti kegiatan Study Wisata ka Bandung-Jakarta.
7.   Dan semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan perjalanan Study Wisata.
Kami menyadari atas kekurangan dari laporan perjalanan yang kami buat ini,oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata,kami berharap semoga laporan study wisata ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,khususnya siswa SMP N 1 SUMPIUH.
Wassalamualaikum Wr.Wb.


                                                                                                Sumpiuh,14 Nopember  2013












                                                       Daftar Isi
Halaman Judul………………………………………………………………………………………………………………………………………….1
Kata Pengesahan……………………………………………………………………………………………………………………………………..2
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………………………..3
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….4
Bab 1 Pendahuluan
a.      Latar Belakang Kegiatan…………………………………………………………………………………………………5
b.      Tujuan Kegiatan…………………………………………………………………………………………………………….….5
c.       Ruang Lingkup Kegiatan……………………………………………………………………………………………….…5
d.      Sasaran………………………………………………………………………………………………………………………………..5
e.      Metode dan Teknik Penulisan Laporan…………………………………………………………………………..5
Bab 2 Hasil Pengamatan/Kunjungan
a.      Rincian Objek yang dikunjungi…………………………………………………………………………………………6
b.      Deskripsi………………………………………………………………………………………………………………………….…6-45
1.        TMII…………………………………………………………………………………………………………………………6-13
2.      PP IPTEK……………………………………………………………………………………………………………….14-18
3.      Gelanggang Samudera……………………………………………………………………………………....19-20
4.      Dufan…………………………………………………………………………………………………………………….21-25
5.      Museum Gajah…………………………………………………………………………………………………….26-28
6.      Istana Negara…………………………………………………………………………………………………..….29-35
7.      Monas……………………………………………………………………………………………………………………36-41
8.      Cibaduyut………………………………………………………………………………………………………………..42

c.       Kesan-kesan…………………………………………………………………………………………………………………………43

d.      Faktor Pendukung Kunjungan………………………………………………………………………………………….43
Bab 3 Penutup
a.      Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………..44
b.      Saran…………………………………………………………………………………………………………………………………….44






BAB 1
Pendahuluan
A.  Latar Belakang
Pada tanggal17-20 Oktober, SMP N 1 SUMPIUH mengadakan kegiatan study tour ke Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas VIII. Latar belakangdilaksanakannya kegiatan ini berdasarkan :
  1. Progam Tahunan SMP N 1 SUMPIUH
  2. Keinginan para siswa kelas VIII untuk pergi ke Jakarta
Study Tour adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah dan menumpuk pengetahuan siswa. Setelah karya wisata, siswa diwajibkan untuk membuat karya tulis. Karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telahdilaksanakan. Laporan karya tulis ini merupakan tugas bagi semua Siswa kelas VIII. Dalam penyusunan karya tulis ini, siswa diharapkan dapat melaporkan segala pengetahuan dan pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan Study Tour. Pengalaman dan pengetahuan selama mengikuti study tour semoga dapat bermanfaat bagi penulis.Dan untuk mengenang apa saja
yang sudah dialami diwaktu Study Tour di Jakarta dan kita dapat mempelajari
sejarah- sejarah yang sudah dirangkum dan dicatat. Dan dapat menikmati keindahan
tempat wisata yang ada diJakarta
B.   Tujuan Kegiatan
1.        Melaksanakan kegiatan sekolah yang diadakan setiap tahun.
2.        Menambah wawasan tentang daerah wisata di Jakarta.
3.        Menambah pengetahuan/ pengalaman.
4.        Mengetahui sejarah dahulu kala.
5.        Menambah ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di sekolah,mengetahui tempat-tempat wisata yang ada di Jakarta, dan dapat mengetahui seluk beluk tempat-tempat wisata yang ada di Jakarta.
6.       Untuk nilai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
C.    Ruang Lingkup Kegiatan
a)     TMII
b)     PP IPTEK
c)      Gelanggang Samudera
d)     Dufan
e)     Istana Negara
f)       Museum Gajah
g)     Monas
h)     Cibaduyut
D.   Sasaran
                                 I.            Untuk mengetahui lebih jauh tentang kota Jakarta sebagai Ibukota
                     Negara Republik Indonesia.
                               II.            Agar dapat mengetahui tentang wisata-wisata yang ada di Jakatra dan
                     ragam adat tata cara orang Jakarta.
                             III.            Untuk mendapatkan Nilai Bhs.Indonesia
                            IV.            Untuk melaksanakan kegiatan sekolah yang diadakan setiap tahun pada waktu kelas VIII
E.    Metode dan Teknik Penulisan Laporan
Di dalam pembuatan karya tulis ini perlu adanya metode. Yang  tidak lain adalah
1.    Informatikan
Secara tidak lansung, mendengakan  penjelasan yang di berikan petugas, bertanya pada guru pembimbing.
2.    Obsevasi
Mengamati objek secara lansung dengan  indera kita.












Bab 2
Hasil Pengamatan/Kunjungan

                    A.            Rincian Objek Yang Dikunjungi
v TMII
v PP IPTEK
v GELANGGANG SAMUDERA
v DUFAN
v ISTANA NEGARA
v MUSEUM GAJAH
v MONAS
v CIBADUYUT

                    B.            Deskripsi

A.      TMII











Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare[1] atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat 6°186.8LS,106°5347.2BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, seta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.

Sejarah       

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia.[2] Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.[2]

Logo dan maskot

TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991
http://jafarshidiq30.files.wordpress.com/2012/05/tmii-1.jpg. http://jafarshidiq30.files.wordpress.com/2012/05/tmii-1.jpg 
Bagian-bagian TMII

Taman Mini Indonesia Indah Map id.svg

Anjungan daerah

Tari Jaipongan di Anjungan Jawa Barat TMII.
Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat. Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan. Semuanya ini dimaksudkan untuk memberi informasi lengkap mengenai cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap anjungan provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu. beberapa anjungan juga dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut, serta dilengkapi toko cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan, kaus, dan berbagai cenderamata.
Sejak tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII terdiri atas anjungan rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor Timur. Akan tetapi setelah Timor Leste merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum Timor Timur. Selain itu karena kini Indonesia terdiri atas 33 provinsi, anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat telah dibangun di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran dan luas anjungan provinsi baru ini jauh lebih kecil dari anjungan provinsi yang telah dibangun sebelumnya.

Bangunan keagamaan

Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama resmi yang diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan keselarasan hubungan antar agama di Indonesia. Bangunan-bangunan keagamaan antara lain:

Sarana rekreasi

        Istana Anak-anak Indonesia
Keong Mas
  • Istana Anak-anak Indonesia
  • Kereta gantung
  • Perahu Angsa Arsipel Indonesia
  • Taman Among Putro
  • Taman Ria Atmaja
  • Desa Wisata
  • Kolam renang Snow Bay
Taman
Di TMII terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia:
Kubah Taman Burung.
  • Taman Anggrek
  • Taman Apotek Hidup
  • Taman Kaktus
  • Taman Melati
  • Taman Bunga Keong Emas
  • Akuarium Ikan Air Tawar
  • Taman Bekisar
  • Taman Burung
  • Taman Ria Atmaja Park, panggung pagelaran musik
  • Taman Budaya Tionghoa Indonesia

Museum

Purna Bhakti Pertiwi Museum berbentuk Tumpeng.

Museum Indonesia berarsitektur Bali.
Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya, flora dan fauna, serta teknologi di Indonesia. Terdapat 16 museum di TMII:

Teater atau bioskop

  • Teater IMAX Keong Emas yaitu teater dengan layar berukuran raksasa, jauh lebih besar daripada layar bioskop ukuran normal. Di Teater IMAX Keong Mas diputar berbagai film mulai dari film bertemakan lingkungan dan kebudayaan nusantara sampai film-film box office yang resolusinya diubah menjadi khusus untuk teater IMAX. Film IMAX yang diputar antara lain Indonesia Indah II, Force of Nature, T-Rex, Blue Planet, Arabia, Journey to Mecca, dll. Beberapa film box office yang pernah diputar di sini di antaranya adalah:
  • Teater Tanah Airku
  • Teater 4D

Galeri

Gerbang Anjungan Bali
Rumah adat Batak Toba di Anjungan Sumatera Utara
Rumah adat Batak Karo di Anjungan Sumatera Utara
Rumah adat Nias di Anjungan Sumatera Utara
Rumah adat Baluk di Anjungan Kalimantan Barat
Anjungan Jambi
Rumah Limas, Anjungan Sumatera Selatan
Anjungan Riau
Rumah Melayu di Anjungan Riau
Anjungan Aceh
Rumah Toraja, Anjungan Sulawesi Selatan
Rumah Bugis, Anjungan Sulawesi Selatan
Rumah joglo di Anjungan Jawa Tengah
Interior rumah Joglo, Anjungan Jawa Tengah
Rumah ibadah Konghucu Kong Miao
Perahu kayuh angsa di danau kepulauan Indonesia
























B.      PP IPTEK

PP-IPTEK merupakan sarana pembelajaran luar sekolah untuk menumbuh-kembangkan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di masyarakat untuk segala generasi secara MUDAH, MENGHIBUR, BERKESAN dan KREATIF; melalui berbagai program dan peragaan interaktif yang dapat disentuh dan mainkan. Melalui interaksi ini, akan dapat mendorong tumbuhnya pemikiran tentang APA, MENGAPA dan BAGAIMANA iptek digali dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia agar lebih nyaman dan sejahtera.


Visi dan Misi PP-IPTEK

Visi PP-IPTEK adalah menjadi wahana pembudayaan iptek yang dinamis dan berperan aktif dalam menciptakan masyarakat berbudaya iptek. Untuk itu, misi yang dijalankan adalah :
1.       Meningkatkan peran aktif sebagai “agen pembaruan” di masyarakat dalam pengembangan daya kreativitas dan inovasi
2.      Mengembangkan pembelajaran public di bidang iptek dalam mendukung program nasional
3.      Merintis pembangunan Science Centre di daerah
4.     Mengembangkan referensi nasional Science Centre di Indonesia
5.      PP-IPTEK berkomitmen untuk menjadi “titik temu” pembelajaran iptek bagi segala generasi, agar komunikasi, inspirasi dan kreativitas tumbuh bersama.


Sejarah PP-IPTEK
Pada tahun 1984 gagasan pendirian science centre di Indonesia diprakasai oleh Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie, dengan dibentuknya Panitia Kerja dengan SK Menistek No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan studi banding, pengkajian konsepsi dasar pembangunan, tema peragaan, system pengelolaan, serta bentuk arsitekturnya. Dibentuk Supporting Committee tahun 1987 untuk melakukan sosialisasi science centre kepada masyarakat melalui penyelenggaraan pameran fisiska dan matematika di Gedung Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan.

Pada tahun 1988-1990 dikembangkan 20 peragaan interaktif bidang IPA di Anjungan Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil kerjasama dengan Fakultas Pendidikan Matematika & IPA, IKIP Jakarta. Tujuannya untuk pengenalan dan studi penjajakan animo masyarakat, ternyata kesan pengunjung sangat positif dan para remaja dapat mengenal iptek dengan lebih mudah dan nyata.
Konsep awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) dibantu oleh US Agency for International Development dan Asia Foundation. Sesuai dengan konsep awal tersebut, Master Plan PP-IPTEK dikembangkan oleh Tim Kementerian Ristek, PT Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari Musee de La Villete dan Sopha Development dari Perancis.
Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000 m2. Alat peraga merupakan sumbangan dari industri strategis, IBM, serta sebagian dibuat secara in-house dengan bantuan KIM-LIPI, LUK BPPT, dan BATAN.
PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi konsep desain bangunannya futuristic, menjelajah tanpa batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan luas area 42.300 m2. Sejak saat itu tersedia sarana pembelajaran iptek yang memberi kesempatan kepada pengunjung untuk melihat dan mempelajari rahasia dan gejala alam yang diperagakan, mempelajari dengan menggunakan indera pendengar, pencium, dan peraba melalui manipulasi, operasi dan eksperimen. Melalui peragaan dan program, pengunjung diberi kesempatan untuk menjajagi fenomena dan khasanah iptek secara mandiri, kelompok, dan keluarga, agar memberi inspirasi dalam meningkatkan daya kretivitas dan inovasi.


Kelembagaan PP-IPTEK
PP-IPTEK berada di bawah pembinaan Kementerian Riset dan Teknologi, diatur berdasarkan Peraturan Menteri Riset dan Teknologi RI Nomor : 10/M/PER/XII/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja PP-IPTEK. Sejak 20 Maret 2007 status PP-IPTEK ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Penuh oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 157/KMK.05/2007.
Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, PP-IPTEK dituntut secara profesional namun tidak mengutamakan keuntungan, didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Standar Pelayanan Minimum diterapkan dengan mempertimbangkan : kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan layanan. Untuk itu, sejak tahun 2007 PP-IPTEK merintis penerapan sistem management mutu Total Quality Management (TQM).
Dedikasi dan profesionalisme 100 karyawan senantiasa ditekankan dalam menentukan faktor sukses PP-IPTEK. Oleh karenanya tiap karyawan diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan diri melalui workshop, pendidikan dan pelatihan, guna peningkatan pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme mereka. Peningkatan pendidikan formal dan non formal menjadi salah satu focus pengembangan bagi manajemen sumberdaya manusia.

Riset Inovasi Pengembangan Peragaan dan Program
Untuk mendesain suatu alat peraga dan program sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan atau dikomunikasikan, tim pengembangan PP-IPTEK harus mengidentifikasi berbagai ide dan informasi yang dibutuhkan Dalam hal ini pengetahuan tentang komunikasi sains mutlak dibutuhkan. Misalnya, harus menggugah rasa ingin tahu, membangkitkan minat, menantang, menyenangkan, komunikatif, aman, merubah perilaku, melibatkan orang berpikir secara ilmuwan. Riset inovasi meliputi : desain dan rekayasa, system teknologi yang dipakai, pengembangan prototype, uji coba, apabila perlu dilakukan modifikasi. Setelah itu baru dilakukan proses produksi alat peraga.
Dalam hal substansi dan teknis pelaksanaan, PP-IPTEK melibatkan para pakar dan narasumber di lingkungan PP-IPTEK maupun dari lembaga litbang, universitas dan industri. Para pakar memvalidasi substansi yang dikembangkan, kemudian diuji berdasarkan pesan yang akan disampaikan dan untuk tingkatan usia. Tema yang diambil disesuaikan atau mengikuti perkembangan iptek dan isu terkini di masyarakat, sehingga secara berkala dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan.

Kegiatan di PP-IPTEK
Sebagai suatu science center, kompetensi utama PP-IPTEK menyajikan berbagai alat peraga interaktif yang dapat dimainkan untuk merangsang keingin-tahuan pengunjung akan fenomena iptek yang terjadi. Galeri berisi sekitar 300 alat peraga yang dikelompokkan menjadi 14 wahana : antariksa, lingkungan, energi, fluida, gelombang, listrik dan magnet, mekanika, optic, transportasi darat, transportasi udara, arena peneliti cilik, matematika, penyakit dan kesehatan, galeri Plato.


Pengunjung diajak menjelajahi iptek dengan metoda pembelajaran discovery learning, yakni mencari sendiri pengetahuan yang dibutuhkan dengan cara berinteraksi, bermain sambil belajar dengan alat peraga. Selain peragaan indoor, dikembangkan pula peragaan outdoor, yaitu Taman Herbal, yang akan dibuka pada tahun 2010. Untuk melengkapi alat peraga interaktif, PP-IPTEK mengembangkan berbagai program pendukung khusus bagi siswa, pendidik dan keluarga, guna memperkuat pemahaman pengunjung dan pengkayaan sains serta melengkapi kurikulum sekolah. Kegiatannya a.l.: demo sains, demo sains spektakuler, workshop dan demo roket air, workshop dan demo robot, workshop skill process, let’s play science, science film, sanggar kerja, kegiatan tematik, science camp, science party, science fair, stargazing, peragaan iptek keliling, dll. Kegiatan dapat dilakukan pula di pusat keramaian, mall, pameran, sekolah, dan daerah.


Pendidik mempunyai tanggung jawab luhur dalam mentransformasikan iptek kepada siswa, maka peningkatan kompetensi pengetahuan dan profesionalisme perlu diasah terus-menerus. Untuk itu PP-IPTEK menyelenggarakan program pengkayaan iptek khusus bagi guru MIPA dalam bentuk workshop dan seminar.


PP-IPTEK juga menyelenggarakan dan menjadi fasilitator berbagai kompetisi bagi generasi muda, serta merupakan arena pentas kreativitas. Hal ini perlu digaris-bawahi mengingat karakter generasi muda yang selalu ingin tahu dan perlu ditantang kreativitas dan kemampuannya, agar dapat lebih mengembangkan diri seoptimal mungkin. Karena PP-IPTEK merupakan ajang kreativitas, maka kompetisi yang diselenggarakan bernuansa unik, istimewa, lain dari kompetisi umumnya. Unsur seni merupakan bagian yang tak terpisahkan dari iptek, untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Selain itu, PP-IPTEK juga menjadi fasilitator bagi forum remaja dan kompetisi tingkat internasional, a.l. 5th World Creativity Festival di Daejeon – Korea.


KERJASAMA PP-IPTEK DENGAN BERBAGAI PIHAK TAHUN 2009

Lembaga Penelitian dan Pengembangan :
LAPAN, BATAN, BAKOSURTANAL, LIPI da BSN dalam Program Binokuler (Bincang-bincang Sains & Teknologi Populer).
BTC-Network KRT dalam Workshop Marketing, Promotion, Distribution & Customer.
Kementerian Ristek dalam : Science for All, Ritech Expo 2009, Wisata Iptek dan Temu Pakar di Pekanbaru, Binokuler di Semarang, kontribusi alat peraga Volcanopedia Magic Box untuk pembelajaran gunung berapi.
 LAPAN dalam kompetisi roket air tingkat daerah, nasional dan Asia Pasifik.
LIPI dalam National Young Innovator Awards (NYIA) – 2 dan peragaan Wallacea.
Bakosurtanal dalam Workshop Mapping Technology Learning bagi siswa, guru dan masyarakat, di Jakarta dan Semarang.

Lembaga Pemerintah dan Departemen :
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah dalam Jambore Iptek di Semarang.
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau dalam Peragaan Iptek keliling di Pekanbaru.
Direktorat Pendidikan Luar Biasa Depdiknas dalam : Oliampiade Sains Nasional bagi siswa berkebutuhan khusus, Cerdas Cermat MIPA bagi siswa SMA cerdas istimewa, program Sains Interaktif cerdas istimewa, program beasiswa siswa cerdas istimewa di Korea Science Academy, 5th World Creativity Festival di Daejeon.

Universitas dan Perguruan Tinggi :
Observatorium Bosscha dalam peneropongan gerhana matahari cincin.
Departemen Fisika ITB dalam BINOKULER.
Fakultas MIPA Universitas Parahyangan dalam : workshop Ma-the-matrick, workshop Science of Toys.

Industri dan Lembaga Lain :
Klub Robotik G-Com Teknologi dan Fischertechnic dalam Megabazar Imagine 2009.
Forum Silaturahmi Insan Pariwisata (FOSIPA) dalam gathering bagi travel agent di Jogyakarta.
Sanggar Opera Anak Pustaka Lebah dalam mengisi acara pementasan “the Tale of Missing Unicorn” di Keong Emas TMII, Istora Senayan, Taman Wisata Mekarsari Cileungsi.
Astra Honda Motor dalam BINOKULER.
PT Kalbe Nutritionals dalam kick off CSR.
Margo City Mall di Depok dalam expo sains “the Place to be Smart”.
PT Microsoft Indonesia dalam kontribusi alat peraga Worldwide Telescope (WWT) untuk pembelajaran bidang astronomi.
Majalah Bobo – Kompas Gramedia Group dalam 7th Bobo Fair 2009 di Jakarta Convention Center.
The Wallacea Foundation dan LIPI dalam Peragaan Wallacea.
Pusdiklat PT Krakatau Steel dan Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Steel dalam Peragaan Iptek Keliling di Cilegon, workshop Skill Process bagi guru.
PT Dexa Medica dalam pengembangan Taman Herbal PP-IPTEK. 
Kerjasama Internasional :
UNICEF dalam penyelenggaraan Peragaan Iptek Keliling di Ambon.
Australia dalam : pameran kebudayaan Aborigin, Australia Indonesia institute Conference, International Cultural Visit, Australian Young Ambassadors for Development, Australia Leadership Awards Fellowship, Strike a Chord – Science of Music Exhibit, berbagai internasional expo.
Korea dalam : ASEAN COST Plus Three Center for the Gifted in Science, 5th World Creativity Festival, Students Camp and Teachers Training, Korea Science Academy Fellowship.
GTZ Jerman dalam pengembangan klaster Flu Burung di PP-IPTEK.
Anggota pada the Asia Pacific Network of Science and Technology Centers (ASPAC).
Anggota pada the Association of Science – Technology Centers (ASTC).





C.      Gelanggang Samudera https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgydjGWX1sleiDCfa_s0L5qK7MmMc3MCMUhvQWff9T_N1s0Um0AP55B5Dqc4Z3erb4VzmEjut2HIJR-vcc8ZHrqplpsvKO0dyVufnz227VRSv9thbvB7XAJnWypcCu0oYwD3PRdj6AcAS8b/s1600/GELANGGANG+SAMUDRA.jpg
Gelanggang Samudra Ancol merupakan sebuah oseanarium atau oceanarium. Oseanarium merupakan taman mamalia laut dan mahluk laut lainnya. Selain menikmati rekreasi bersama keluarga, di sini Anda akan mendapatkan berbagai pengetahuan yang menarik mengenai mamalia laut seperti lumba-lumba, paus, singa laut, dan binatang laut lainnya. Gelanggang Samudra Ancol juga menjadi sarana konservasi satwa laut.
Ada 4 wahana utama yang terdapat di Gelanggang Samudra, Ancol. Pertama, adalah wahana pertunjukan Aneka Satwa, wahana pertunjukan Singa Laut, wahana pertunjukan Lumba-Lumba dan Paus Putih, serta wahana Sinema 4D atau 4D Theatre. Dalam 1 hari ada 3 kali pementasan untuk masing-masing wahana, atau di hari libur akan ditambahkan jumlah pementasan untuk setiap wahana. Agar tidak terlewat, Anda dapat melihat jam pertunjukan yang ada di depan wahana. Setelah selesai menyaksikan satu pertunjukan, petugas akan menganjurkan Anda untuk menyaksikan perunjukan berikutnya. Bila Anda ingin menyaksikan semua pertunjukan, sebaiknya mengikuti petunjuk tersebut agar Anda tidak tertinggal sehingga harus menunggu lebih lama.
Aneka Satwa
Aneka Satwa Kuda NilPertunjukan paling awal, Anda dapat menyaksikan pentas aneka satwa. Pertunjukan akan dimulai dengan aksi dari 2 ekor berang-berang. Mereka akan beraksi dengan berjalan di atas lingkaran yang menyerupai roda, naik sepeda, berjualan bakso dan bermain basket. Selanjutnya, akan tampil beruang madu yang beraksi dengan berputar, menangkap hula hup, mengendarai mobil dan berolahraga. Kehadiran kuda nil besar yang diiringi dengan musik Jawa merupakan bagian terakhir.
Menurut pelatihnya, berat badan kuda nil ini lebih dari 1 ton. Pelatih akan memberikan makanan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dalam jumlah banyak sekaligus. Kuda nil yang membuka mulut besarnya sambil mengunyah makanan menjadi penutup pertunjukan. Tingkah dari satwa-satwa tersebut akan membuat Anda dan anak-anak tertawa karena ditambah komentar dari pengisi suara yang lucu dan cocok dengan tingkah satwa.
Singa Laut
Jadwal pertunjukan setelah itu adalah pentas singa laut. Kehadiran 3 ekor singa laut yang berjalan masuk ke arena akan menarik perhatian penonton. Mereka akan mengibarkan bendera sebagai tanda pertunjukan dimulai. Singa laut dapat melakukan gerakan-gerakan yang mengundang tawa seperti sikap hormat dan berguling. Mereka juga akan mempertunjukan kepandaiannya dengan menjawab soal matematika, mengambil bola, berjalan di atas drum dan membawa boneka di atas kolam renang tanpa menjatuhkannya. Sikap dan celoteh dari pelatih semakin menghidupkan pertunjukan. Selesai pertunjukan, Anda dapat minta cium dan berfoto dengan singa laut ini.
Lumba-Lumba dan Paus Putih
Lumba-Lumba Paus Putih
Lumba-lumba dan paus putih siap beraksi di pentas lumba-lumba. Wahana ini yang sering menjadi favorit bagi pengunjung Gelanggang Samudra. Tiga orang pelatih yang energik akan memandu aksi dari mamalia laut ini. Lumba-lumba yang pandai meloncat di air dibuktikan dengan diperlihatkan seekor lumba-lumba yang mampu menyentuh bola yang digantung tinggi. Seorang pelatih akan berdiri di punggung 2 ekor lumba-lumba dan mamalia ini akan mengajak pelatihnya berkeliling kolam. Aksi lainnya adalah berenang bersama, dengan memegang siripnya, lumba-lumba menarik pelatih mereka berekeliling kolam menyapa penonton. Lumba-lumba juga pandai berhitung dengan menjawab soal dari penonton. Di bagian akhir, lumba-lumba akan mengepakkan ekor mereka di atas air. Hasilnya, penonton bagian depan akan terkena percikan airnya.
Sesi kedua dari pertunjukan lumba-lumba dan paus putih adalah aksi dari 2 ekor paus putih atau disebut Beluga. Merupakan satwa pendatang baru di Gelanggang Samudra. Habitat asalnya, mereka hidup di daerah dingin. Agar sesuai, suhu air kolam sudah disesuaikan dengan habitat asal mereka yaitu 21° Celcius. Aksi mereka antara lain dengan berdansa di dalam air dengan pelatihnya, mereka juga bernyanyi dengan mengeluarkan suara melengking yang merupakan salah satu sarana komunikasi dari satwa ini.
Mereka juga akan mencium 2 orang penonton terpilih, salah seekor paus putih kemudian akan meminta agar bertukar penonton yang dicium, setelah bertukar, kejutan akan menanti 2 orang tersebut. Moderator juga akan meminta penonton yang ingin memegang paus putih ini untuk mendekat ke pinggir kolam dan byurr... paus tersebut akan menyemburkan air dari mulutnya kepada mereka. Pada salah satu bagian, paus juga akan naik di pinggir kolam dekat pelatih untuk mempertunjukan keseluruhan tubuh mereka. Ini akan menarik perhatian, karena paus putih merupakan mamalia laut besar, dengan wajah lucu mirip lumba-lumba dan dengan kulit licin serta warna putih yang menarik.
Sinema 4D
Wahana lain yang tidak kalah seru adalah Sinema 4D atau pertunjukan 4 dimensi. Anda harus mengantri untuk masuk ke dalam bangunan teater ini. Di dalam, petugas akan membagikan kacamata 3 dimensi. Setelah menunggu beberapa lama di depan pintu, penonton akan masuk ke dalam teater. Film yang disajikan berdurasi kurang lebih 15 menit.
Dengan memakai kacamata 3 dimensi, Anda akan merasakan gambar ada di depan Anda dan seolah dapat disentuh, ditambah dengan kursi yang dapat bergoyang-goyang dan semburan air atau angin pada adegan tertentu sehingga Anda dapat mesakana suasana sesungguhnya. Ada 5 pilihan jadwal pada hari Senin sampai Sabtu dan 2 kali ekstra pertunjukan pada hari Minggu dan hari Libur. Tapi, Anda hanya dapat menontonnya satu kali karena untuk masuk ke dalam wahana ini harus menggunakan tiket yang terdapat pada tiket masuk.
            Selain berbagai sarana edukasi, terdapat juga beberapa permainan menarik berupa wahana ride seperti Kiddy Bumper Car yang disebut Laga Logon, Boto-boto yaitu permainan miniatur pesawat yang berputar-putar untuk anak-anak, serta Ubur-ubur yaitu ballon ride. Wahana permainan ini dapat menambah senang rekreasi Anda di Gelanggang Samudra.


D.      DUFAN

Premium Dufan, Bikin Dufan Makin Fun
Dunia Fantasi atau disebut juga Dufan (juga disebut "Do Fun") yang diresmikan pada 29 Agustus 1985 adalah tempat hiburan yang terletak di kompleks Taman Impian Jaya Ancol (Ancol taman impian), Jakarta Utara, Indonesia.
Dunia Fantasi mempunyai maskot berupa kera bekantan yang diberi nama Dufan (singkatan dari Dunia Fantasi). Dipilih kera sebagai karakter adalah untuk mengingatkan bahwa Ancol dahulu adalah kawasan kera. Pemilihan kera bekantan adalah semata-mata untuk mengenalkan jenis satwa langka yang kini dilindungi. Bentuk karikatural kera bekantan ini divisualisasikan oleh Matari Advertising yang ikut serta dalam program komunikasi awal Dunia Fantasi.

Karakter dufan.jpgKarakter/Maskot Dunia Fantasi

  • Dufan: dunia fantasi
  • Dufi
  • Kabul: katak gembul
  • Bije: bison jenaka
  • Garin: garuda indonesia
  • Tanit: tapir genit
  • Kombi: komodo gembira
  • cili: kancil licik
  • Barus: babi rakus

Kawasan yang ada di Dufan

Dunia Fantasi dibagi dalam beberapa kawasan dengan tema tersendiri dan ciri khas wilayah masing-masing. Pembagian kawasan ini ditujukan untuk membangkitkan imajinasi pengunjung yang diharapkan merasakan sensasi berjalan-jalan pada daerah Jakarta zaman dahulu, Eropa, Amerika, Indonesia, Asia, Fantasi Yunani, Fantasi Hikayat, Balara, dan Istabon.
Selain atraksi permainan, kawasan ini juga memiliki sejumlah restoran dan toko-toko suvenir. Luas Dunia Fantasi mencapai 9,5 hektar dari rencana pembangunan 552 hektar kawasan hiburan terpadu Taman Impian Jaya Ancol.

Kawasan Jakarta

  • Turangga Rangga
Merupakan ciri khas taman permainan di Kawasan Jakarta. Permainan ini berupa sebuah komidi putar.

Kawasan Kalila

  • Kalila Adventure (Wahana baru dunia fantasi)
Wahana ini diluncurkan pada 18 Juni 2011 untuk menyambut musim liburan sekolah. Kalila Adventure disebut-sebut sebagai pentas animatronik terlengkap pertama di dunia. Karena menggabungkan empat unsur teknologi yaitu film, animatronik, musical show, dan special effect. Kalila Adventure menampilkan karakter-karakter lucu binatang-binatang Indonesia. Beberapa karakter memang ikon dari Dufan. Mereka bersama-sama tinggal di hutan dan bekerja sama menghadapi bencana gunung merapi. Pentas ini penuh dengan berbagai lagu anak-anak karena itu pentas tersebut pantas disebut sebagai drama musikal. Hanya saja yang bernyanyi adalah robot-robot karakter.
  • Ubangga
  • Safari Game

Kawasan Indonesia

  • Alap-Alap
  • Tornado
Wahana ini beroperasi sejak 10 Juni 2007 dan diresmikan oleh Gubernur Jakarta Sutiyoso dan merupakan wahana paling menegangkan dari semua arena di Dufan. Wahana ini juga sangat memacu adrenalin karena cara pengoperasiannya, yaitu saat mulai kita langsung naik keatas lalu kita dijungkir balikkan. Begitu juga saat kita diturunkan juga dijungkir balikkan. Wahana ini paling banyak diminati oleh masyarakat luas; selain memacu adrenalin wahana ini juga menyenangkan.

Kawasan Eropa

  • Beng Beng
  • Kicir Kicir
Sebuah kincir raksasa yang akan memutar penumpang ke segala arah. Wahana dengan nama lain Power Surge ini didatangkan dari Zamperia Italia pada tahun 2002.
  • Hysteria
Hysteria berupa menara setinggi 56 meter. Di wahana ini, pengunjung dapat merasakan desiran adrenalin saat ditembakkan ke atas dengan kecepatan mencapai 4G dan kemudian dijatuhkan dengan kapasitas minus 1G. Satu menara memiliki kapasitas 12 tempat duduk. Ancol berencana akan membuat dua menara di kawasan ini.
  • Panggung Maksima
Panggung maksima.jpgPanggung maksima adalah panggung dimana biasanya para musisi, koreografer serta dramawan terkenal di negeri ini mementaskan karyanya. Artis yang pernah mementaskan karyanya disini antara lain adalah Guruh Soekarno Putra, N. Riantiarno dan Harry Rusli. Biasanya setiap hari Dabtu sering diadakan acara Dufan Show yang kurang lebih mementaskan 300 artis studio fantasi. Beberapa acara yg pernah di adakan di panggung maksima yaitu operet Sleeping Beauty, Putri Salju, Dufan Incredible Extravaganza, Bon Aniversaire Dunia Fantasi, Zabogar, Junggle Night Fantasy, Jesus Christ Superstars, Dufan Super Stars Show, Opera Rama Shinta - Legenda Masa Depan, Opera Mahabratha, Opera Fantasia, Dufan dan Dufi di unia mimpi, Dufan Show ulang tahun ke 18, Dufan Show lebaran, Dufan Show Natal, Dufan Show Sampek Engtay, Dufan Show Perang Bintang, Colour Guard Show dan Percusion Attraction.

Kawasan Fantasi Hikayat

  • Burung Tempur
  • Perang Bintang
Wahana ini dibangun dengan latar lingkungan masa depan. Pengunjung dipersiapkan seakan-akan sedang mengarungi angkasa luar dengan menaiki kendaraan semacam piring terbang yang dilengkapi dengan persenjataan laser.
  • Hikayat Game
  • Rajawali
  • Hall Ice Age
Bertempatkan di atas lahan Ex Wahana Rama Shita Legenda Masa Depan. Dufan indoor, Dengan memiliki luas kurang lebih 20.000 meter persegi. Didalamnya akan dipenuhi dengan beberapa wahana dan satu wahana yg bertemakan ice age itu sendiri. Ruangan ini dilengkapi dengan pendingin(AC)indoor tersebut juga dilengkapi dengan panggung untuk pertunjukkan, cafe dan juga tempat untuk karnaval, untuk keluarga beristirahat dan anak-anak bermanin.
Beberapa Wahana Yang Berada di dalam Dufan indoor:
  • Ice Age Sid's Arctic Tours: di wahana ini anda akan diajak mengarungi cerita ice age di masa lampau dengan menggunakan perahu dan belajar bagaimana proses terjadinya Zaman es bersama Sid's dan teman-teman.
  • Kontiki swing boat
  • Airborn shot
  • Teenage extreme sports
  • Character live show atau Panggung pertunjukan
  • Hegee Tower

Kawasan Fantasi Yunani

Kawasan ini merupakan daya tarik utama dari seluruh wilayah dufan. Disinilah lokasi permainan yang paling mendebarkan yang mengutamakan kecepatan, naik turun, menikung tajam, berputar di kumpulkan menjadi satu.
  • Halilintar
Halilintar beroperasi sejak tahun 1987. Dalam satu rangkaian kereta terdapat 6 gerbong, dimana dalam satu gerbong memuat dua baris dan dua kolom tempat duduk. Total kapasitas dalam satu rangkaian kereta adalah 24 penumpang.
·         Ombang Ambing
·         Ontang Anting
·         Pontang Pontang
·         Arung Jeram
·         Teater Simulator
Film yang pernah ditayangkan antara lain Turbo Tour atau Robocop (1992), Dinosaurus (1997), Wing’s Discovery (2000), Star Warrior (2004), Meteor Attack (2006), Extreme Log (2008), Journey to the Center of the Earth (2010) dan Happy Feet (2012).
  • Historical Dunia Fantasi
  • Pentas Prestasi

Kawasan Amerika

  • Lorong Sesat
Lorong Sesat, terdiri dari lorong berdinding kaca sepanjang lebih dari 90 meter, memberi refleksi tak terbatas sehingga terasa seakan tak ada dimensi ruang
  • Niagara
Kereta luncur Niagara gara, yaitu perahu berbentuk balok kayu yang meluncur bertualang mengikuti arus air. Kemudian, pada klimaksnya, naik setinggi 30 meter dan terjun seolah-olah mencebur mengikuti air terjun sungai-sungai di Amerika.
  • Poci Poci
  • Rango Rango
Di rumah miring Rango Rango, bangunan rumah kayu bergaya country, pengunjung akan menikmati pengalaman aneh, seolah-olah kehilangan orientasi gravitasi.
  • Tembak Jitu
Arena Tembak Jitu akan membawa pengunjung ke alam Wild West, di mana ketangkasan menembak akan diuji dengan sasaran tembak 100 boneka animatronik.

Kawasan Istana

  • Istana Boneka
Istana ini dirancang dengan nuansa gabungan 10 gaya bangunan arsitektur Indonesia, yang distilir hingga menjadi sebuah bangunan baru, dan berwarna-warni sehingga memberi kesan semarak dan unik. Di dalamnya, sambil berperahu, pegunjung diajak menjelajahi dan merasakan beragam budaya etnis seluruh nusantara maupun berbagai bangsa, diiringi lagu rakyat setempat yang mengesankan. Ada sekitar 600 boneka animatronik. Wahana ini merupakan bangunan tertutup yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan.

Kawasan Asia

  • Baku Toki
  • Bianglala
Wahana ini berupa kincir ria setinggi 33 meter. Wahana ini adalah salah satu bangunan tertinggi di Dunia Fantasi. Dari bagian atas kincir dapat dilihat cakrawala laut serta bangunan-bangunan di Dunia Fantasi. Bianglala dibangun dengan arsitektur dan ornamen bernuansa warna khas Thailand.
  • Gajah Bledug
  • Kora Kora
Wahana ini berbentuk kapal besar yang berayun hampir 90 derajat. Sensasi yang diberikan pada wahana ini adalah kegerian pada saat berada dipuncak ketinggian dan pada saat berayun turun.

Wahana Terdahulu

  • Puri Misteri/Bima and the Dragon
  • Rama Shita Legenda masa depan
  • Yunior Bogati
  • Balon Race
  • Undur undur
  • Kunang kunang
  • Panggung Jakarta
  • Animatronic Theater of Science/Teater sang Pelopor
  • Red Baroon
  • Balada Kera

Fasilitas

  • Telepon Umum
  • PPPK
  • Toilet
  • Acara khusus
  • Kursi Roda
  • Parade
  • Mushola
  • Fasttrack
  • Club Dufan & Lounge

Parade Dunia Fantasi

Logo fun parade.jpg
Euforia dunia fantasi hidup dalam parade mingguan yang mengikutkan lebih dari 200 profesional seniman, penari dan musisi semua dalam kostum menarik dan spektakuler. Parade ini biasanya dihadirkan setiap hari minggu atau libur nasional.
Beberapa parade yang pernah ditampilkan:
  • Parade Akbar Dunia fantasi (1985 - 1987)
  • Parade Dufan show (1987 - 1989)
  • Parade Dufan (1989 - 1990)
  • Parade Ultah Dufan ke 5 (1990 - 1994)
  • Parade Rama Shinta (1994 - 1998)
  • Parade Keliling Dunia fantasi (1998 - 2004)
  • Parade Perang Bintang (2004 - 2007)
  • Dufan around the world parade (2007 - 2008)
  • Dufan fantasy parade (2008 - 2009)
  • Dufan entertaiment spirit parade (2009 - 2010)
  • The Fun parade (2010 - Seterusnya)
  • Dufan Defender Parade(2011-Seterusnya)

Parade Listrik Dunia Fantasi

Mobil naga.jpg
Berbagai bentuk binatang eksotis yang sangat besar datang untuk dihidupkan dengan kekuatan lampu kelap kelip, memberikan tampilan yang spektakuler untuk pertunjukan malam untuk seluruh keluarga. Parade listrik hadir setiap hari sabtu malam minggu.
Beberapa parade yang pernah ditampilkan:
  • Parade Elektrik Dufan :(1985 - 1995)
  • Dufan electrical parade : (1995 - 2004)
  • Glow in the Dark parade : (2006 - 2007)
  • Dufan imagination night parade : (2007 - 2009)
  • Rama shita a legend of the future electric parade (2009 - berakhir pada 2010)



E.     Museum Gajah

Berkas:Museum Nasional Indonesia.jpg
Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah, adalah sebuah museum yang terletak di Jakarta Pusat dan persisnya di Jalan Merdeka Barat 12[2]. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Daftar isi
Sejarah Museum Nasional
Museum Royal Batavian Society of Arts and Sciences Batavia (sekarang Museum Nasional) pada tahun 1900-an
Cikal bakal museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum.
Di masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Sir Thomas Stamford Raffles yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No. 3. Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks Sekretariat Negara.
Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September 1962. Sejak itu pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut.
Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di halaman depan museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama resmi lembaga ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia.
Bangunan Museum Nasional
Dengan gaya Klasisisme, gedung Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda.
Sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 di sebelah utara gedung lama. Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca.
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1b/Museum_Gajah_monument.JPG/120px-Museum_Gajah_monument.JPG
Monumen Gajah
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/59/Gedung_Gajah_Museum_Nasional.jpg/120px-Gedung_Gajah_Museum_Nasional.jpg
Gedung Gajah Museum Nasional (Gedung Selatan)
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/69/Gedung_Arca_Museum_Nasional.jpg/120px-Gedung_Arca_Museum_Nasional.jpg
Gedung Arca Museum Nasional (Gedung Utara)
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e8/Courtyard_National_Museum_Indonesia.JPG/120px-Courtyard_National_Museum_Indonesia.JPG
Halaman Dalam dari arah Timur
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/39/Museum_Nasional_Courtyard.jpg/120px-Museum_Nasional_Courtyard.jpg
Halaman Dalam dari arah Barat




Koleksi Museum Nasional
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c3/Bhairava_Adityavarman.jpg/200px-Bhairava_Adityavarman.jpg
Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, salah satu kekayaan koleksi masa Hindu-Buddha.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/0/0d/Singosari_1351.jpg/175px-Singosari_1351.jpg
Gambar Prasasti dari Singosari, Malang bertarikh tahun 1351 Masehi. Prasasti yang merupakan koleksi museum, terkenal karena menyebut nama 'Mada' yang kemungkinan berkaitan dengan tokoh Gajah Mada.
Museum Gajah banyak mengoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga.
Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa koleksi telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksi museum sudah melebihi 140.000 buah, meskipun hanya sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.
Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba No. 27, Jakarta Pusat didirikan, koleksi Museum Gajah juga meliputi naskah-naskah manuskrip kuno. Naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah lainnya kini disimpan di Perpustakaan Nasional.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini cukup lengkap.
Koleksi yang menarik adalah patung Bhairawa. Patung yang tertinggi di Museum Nasional ini (414 cm) merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Boddhisatwa (pancaran Buddha) di Bumi. Patung ini berupa laki-laki berdiri di atas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab di tangan kanannya. Diperkirakan, patung yang ditemukan di Padang Roco, Sumatera Barat ini berasal dari abad ke 13 - 14.
Koleksi arca Buddha tertua di museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat dari perunggu disimpan dalam Ruang Perunggu dalam kotak kaca tersendiri. Sementara itu, arca Hindu tertua di Nusantara, yaitu Wisnu Cibuaya (sekitar abad ke-4 M) terletak di Ruang Arca Batu. Koleksi ini dipajang tanpa teks label dan terhalang oleh arca Ganesha dari Candi Banon.
F.       ISTANA NEGARA




Istana Merdeka adalah yang paling diingat khalayak diantara enam Istana Kepresidenan meski jelaslah ia bukan yang paling tua, paling megah, atau paling indah. Istana Negara yang berada di belakang dan satu halaman dengannya, jauh lebih dulu dibangun. Istana Bogor jelas lebih luas dan megah. Sementara Istana Yogyakarta mempunyai peran paling besar dalam revolusi kemerdekaan.
Pastilah khalayak tahu bahwa Istana Merdeka adalah tempat kediaman resmi Presiden,khususnya Presiden pertama, dan tempat berlangsungnya upacara-upacara kenegaraan. Ia mendapat tempat khusus di hati rakyat karena bernama Merdeka – perlambang kemenangan perjuangan bangsa. Nama itu menandai berakhirnya penjajahan di Indonesia dan mulainya pemerintahan oleh bangsa sendiri.

Pemberian nama itu mempunyai latar sejarah tersendiri. Pada tanggal 27 Desember 1949 Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat. Acaranya berlangsung di dua tempat: di Istana Gambir, Jakarta, Indonesia, dan Istana Dam, Amsterdam, Belanda. Di Istana Gambir, Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink melakukan upacara itu di hadapan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia.

Karena perbedaan waktu antara Amsterdam dan Jakarta, upacara di Istana Gambir itu dimulai menjelang senja. Matahari sudah hampr terbenam ketika lagu kebangsaan Belanda Wilhelmus berkumandang mengiringi bendera Merah-Putih-Biru untuk terakhir kalinya merayap turun dari puncak tiangnya. Masyarakat yang berkumpul di luar halaman Istana Gamir bersorak-sorak menyaksikan turunnya bendera tiga warna itu. Sorak-sorai kian gemuruh setelah kemudian lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan mengantar bendera Merah-Putih ke puncak tiang. ”Merdeka ! Merdeka! Hidup Indonesia!”.

Sementara di Troonzaal (Bangsal Singgasana) Istana Dam, Amsterdam, Ratu Juliana menandatangani naskah pengakuan kedaulatan itu dan menyerahkan kepada Perdana Menteri Republik Indonesia Mohammad Hatta yang memimpin Delegasi Republik Indonesia dalam perundingan itu. Untuk pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan di Istana Dam.

Kobaran pekik ”Merdeka” pada senja bersejarah itulah yang kemudian menggerakkan Bung Karno untuk mengubah nama Istana Gambir menjadi Istana Merdeka.

Bangunan Istana Negara didirikan pada tahun 1796. semula ia adalah rumah Jacob Andries van Braam, mantan Residen Belanda pertama untuk Surakarta yang menjadi kaya-raya karena jabatan-jabatannya dibawah Gubernur Jenderal Daendels. Sedangkan bangunan Istana Merdeka, yang memang dimaksudkan sebagai Istana, dibangun pada tahun 1873 dan selesai enam tahun berikutnya.

Kedua bangunan itu berada di kawasan yang dimasa lalu bernama Weltervreden (dalam bahasa Belanda berarti ”sangat memuaskan”) merupakan kantung permukiman orang-orang Belanda dan terhitung paling elit. Weltervreden kala itu dikenal sebagai kota yang tertata cantik dengan pohon-pohon yang dipangkas rapi seperti di taman-taman Eropa. Pejabat-pejabat dan saudarag-saudagar kaya Belanda segera membangun rumah-rumah besar di Weltervreden.

Terdapat dua taman di Weltervreden, yaitu : Koningsplein (sekarang taman Monas) dan Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Di sisi Koningsplein yang lain, membelakangi taman pada kedua sisi anak sungai Ciliwung, terbentang dua jalan pada saat itu disebut Noordwijk (sekarang Jalan Juanda) dan Rijswijk (sekarang Jalan Veteran). Di Rijkswijk itulah pada tahun 1796 Van Braam membangun sebuah rumah besar yang berhalaman sangat luas dan menghadap ke anak sungai Ciliwung.

Bangunan bekas rumah Van Braam aslinya merupakan bangunan bertingkat dua. Pada tahun 1848, tingkat atasnya diruntuhkan dan bagian depannya dibut lebih lebar untuk menampilkan wajah yang lebih resmi sesuai dengan martabat pembesar yang menghuninya. Di kiri-kanan gedung utama dibangun tempat penginapan untuk para kusir dan ajudan Gubernur Jenderal.

Disamping untuk penginapan Gubernur Jenderal, gedung bekas rumah Van Braam juga menampung funsgi sekretariat umum pemerintahan. Kantor-kantor sekretariat itu terletak di bagian bangunan yang menghadap ke gang yang kemudian memperoleh nama sebagai Gang Secretarie. Dalam perjalanan waktu, gedung itu kemudian tidak mampu menampung semua kegiatan yang semakin meningkat.

Pada tahun 1869, Gubernur Jenderal Pieter Mijer mengajukan permohonan untuk membangun sebuah ”hotel” baru dibelakang ”Hotel Gubernur Jenderal” di Rijswijk. Seorang arsitek bernama Drossares dipercayakan untuk merancang gedung baru yang menghadap ke Koningsplein yang kelak bernama Istana Merdeka. Gagasan itu baru tuntas diwujudkan sepuluh tahun kemudian. Sementara itu, bangunan lama yang menghadap Rijswijk akhirnya diperluas.

Istana Negara dan Istana Merdeka dibangun mengikuti konsep rumah panggung untuk memperhitungkan kemungkinan banjir atau pasang surut air. Konsep rumah panggung itu juga berfungsi sebaga sarana aliran udara (ventilasi) untuk menyejukkan isi bangunan. Dengan hadirnya teknologi penyejuk udara di masa modern, bagian bawah ini kemudian ditembok dan diubah menjadi berbagai ruang layanan, seperti dapur, gudang, dan sebagainya.

Gaya arsitektur Pallado tampak jelas dari eksterior kedua gedung ini yang menampilkan saka-saka bercorak Yunani. Ada enam saka bundar laras Doria di bagian depan Istana Merdeka, sedangkan bagian depan Istana Negara menonjolkan 14 saka dengan laras yang sama. Kesan arsitektur Palladio juga terlihat pada bingkai-bingkai jendela dan pintu yang besar disamping lengkung-lengkung gapura di kedua sisi Istana Merdeka. Kedua Istana Jakarta ini mempunyai ciri yang hampir mirip, yaitu serambi depan yang luas dan terbuka. Di Istana Merdeka, serambi itu dicapai dengan mendaki 16 anak tangga batu pualam, langsung dari arah depan. Di Istana Negara, serambinya yang sedikit lebih sempit dicapai dari dua anak tangga di sisi kanan dan kiri, dan bagian depannya ditutup dengan pagar balustrada.

Sebagai Presiden pertama Republik Indonesia, Insinyur Sukarno dan keluarga semula tinggal di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, dan terpaksa mengungsi ke Yogyakarta setelah Proklamasi Kemerdekaan karena agresi Belanda. Sukarno dan keluarga baru masuk Istana Gambir pada 28 Desember 1949, sehari setelah penyerahan kedaulatan. Sebelumnya Istana Gambir dihuni oleh Dr. Hubertus J. Van Mook, Letnan Gubernur Jenderal, hingga 1948, dan kemudian oleh Dr. L.M.J. Beel, Wakil Tinggi Mahkota.

Rakyat yang berkumpul di depan Istana Gambir mengelu-elukan kedatangan Bung Karno dengan pekik kemerdekaan. Semua peristiwa ini dilaporkan secara pandangan mata melalui RRI (Radio Republik Indonesia). Dengan gaya yang khas, Bung Karno kemudian berpidato di depan Istana Gambir. Salah satu keputusannya adalah mengubah nama Istana Gambir menjadi Istana Merdekan dan Istana Rijswijk menjadi Istana Negara.

Presiden Sukarno memakai sebuah ruang di sisi timur Istana Merdeka sebagai kamar tidurnya. Ruang tidur itu berseberangan dengan ruang kerjanya dan dipisahkan oleh bangsal luas yang dikenal sebagai Ruang Resepsi. Ruang tidur Bung Karno tidak mempunyai kamar mandi sendiri. Bung Karno dan Ibu Fatma menggunakan kamar mandi yang terletak di belakang kamar tidur, bersebelahan dengan kamar tidur Guntur, anak sulung mereka. Semuanya berada di sisi timur Istana Merdeka.

Sisi barat depan Istana Merdeka dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan yang lebih resmi. Di antara serambi depan dan ruang kerja Presiden semula merupakan teras terbuka dengan perabotan dari rotan. Ruangan ini pada masa Presiden Soeharto ditutup tembok. Sebagian menjadi ruang tunggu untuk para duta besar sebelum menyerahkan surat keprecayaan kepada Presiden. Sebagian lagi menjadi ruang tamu Presiden yang kemuadian dikenal sebagai ruang Jepara karena ruangan ini pada masa Presiden Soeharto diisi dengan meja-kursi kayu dan ragam interior dari ukuran Jepara.

Ruang kerja Presiden Sukarno diisi dengan meja dari kayu jati masif, setelan kursi tamu dari kulit, dan dua dinding yang dipenuhi lemari buku tingginya sepertiga dinding. Ruang kerja ini nyaris tidak berubah setelah ditinggalkan Bung Karno dan selama 32 tahun dipergunakan oleh Presiden Soeharto. Baru pada masa Presiden B.J. Habibie ruang tersebut mengalami sediikt perubahan.

Ketika putra-putri Bung Karno masih kecil, mereka tidak dikirim ke sekolah umum. Sebuah gazebo di pelataran tengah diubah menjadi kelas taman kanak-kanak bagi mereka. Gazebo itu di masa Hindia-Belanda dipakai sebagai muziek-koepel – tempat para pemusik bermain pada acara-acara pesta kebun. Guru untuk taman kanak-kanak itu didatangkan ke sana. Anak-anak staf Istana yang seusia juga diajak ”bersekolah” di situ untuk menemani putra-putri Bung Karno. Kebanyakan mereka tinggal di bangunan samping untuk karyawan Istana, di lahan yang sekarang menjadi kompleks Sekretariat Militer.

Di pelataran juga terdapat sebuah bangunan yang disebut ”sanggar”. Bangunan itu terbuat dari kayu, bertingkat dua, dan sering dipakai Bung Karno sebagai studio untuk melukis atau menulis naskah pidato. Kelak di atas lokasi ini Pak Harto membangun Puri Bhakti Renatama yang berfungsi sebagai museum untuk menyimpan lukisan dan benda-benda seni.

Pada masa Bung Karno, bagian-bagian luar Istana Merdeka masih terbuka sehingga merupakan serambi-serambi dan beranda-beranda yang luas. Sekeliling Istana, sekalipun berpagar, tetap memberi kesan terbuka. Beberapa bagian beranda yang terbuka itu dilengkapi dengan setelah kursi-kursi rotan. Di situ kadang-kadang Presiden Sukarno menemui tamu-tamunya, termasuk juga melayani wawancara para wartawan.

Untuk menegaskan Istana Jakarta sebagai tempat tinggal keluarga Presiden dan tempat kerja Presiden dan stafnya maka dirasa perlu menyediakan tempat ibadah di lingkungan itu. Akhirnya dibangunlah Masjid Baiturrahim disamping barat Istana Merdeka dengan arsitek R.M. Soedarsono pada tahun 1958 dan selesai pada tahun 1961. Pada masa pemerintahan Presiden Habibie, masjid itu diperluas pada sisi selatan dengan bangunan simetris dengan sisi utara, sedangkan bagian dalam kubah masjid dihiasi dengan kaligrafi dari ayat-ayat suci Alqur’an.

Setelah membangun Masjid Baiturrahim, Presiden Soekarno juga memerintahkan Soedarsono merancang bangunan tempat tinggal para tamu negara di dalam lingkungan Istana Jakarta. Bangunan bertingkat enam itu disebut Wisma Negara, terletak di sisi barat pelataran dalam Istana Jakarta dan dibangun sepanjang tahun 1962-1964.

Lantai teratas Wisma negara adalah ruang makan dan ruang tamu bagi para tamu agung negara. Lantai lima atalah suite untuk tamu agung setingkat kepala negara, sedangkan lantai empat merupakan suite bagi tamu agung sederajat perdana menteri atau wakil presiden. Wisma Negara juga dilengkapi dengan kantor pos, salon pangkas dan kecantikan, tempat penukaran uang, serta toko cenderamata.

Halaman luas yang menjadi pelataran bagi Istana Merdeka, Istana Negara, dan Wisma Negara juga menjadi surga bagi berbagai macam burung. Sesuai dengan musimnya, ratusan burung betet, perkutut, jalak menyinggahi halaman Istana Jakarta. Bung Karno dulu selalu meminta para staf untuk menyediakan makanan bagi peliharaan burung-burung. Sebagai pecinta kemerdekaan, ia juga dikenal pembenci sangkar burung. Pada masa pemerntahan Presiden Megawati, Taufiq Kiemas, suami Presiden, menanam pohon salam di halaman ini untuk mengundang burung-burung bebas.

Beberapa arca kuno juga menghiasi berbagai sudut pekarangan Istana Jakarta. Salah satu diantaranya adalah arca Dhyani Boddhisattva, yang berasal dari Jawa Tengah pada abad ke-9 merupakan arca langka yang sudah ada disana sejak masa Hindia-Belanda.

Bila Presiden Sukarno sedang berada di Istana Jakarta, sebuah bendera kepresidenan berwarna kuning dengan bintang emas ditengahnya dikibarkan di atas Istana Merdeka. Sejak Presiden Soeharto, penandaan seperti itu tidak dilakukan lagi.

Denyut kehidupan Istana Jakarta berubah sejak Jenderal TNI Soeharto menggantikan Ir. Sukarno. Sebagai Presiden Republik Indonesia yang kedua, Presiden Soeharto memutuskan untuk tinggal di kediaman pribadinya di Jalan Cendana 8, Jakarta. Sejak itu praktis Istana Merdeka dan Istana Negara hanya dipakai sebagai tempat kerja, upacara, dan resepsi kenegaraan.

Pak Harto berkantor di Bina Graha yang terletak di sebelah timur Istana Negara, menghadap ke arah Sungai Ciliwung, kemudian menjadi kantor resmi Pak Harto. Gedung ini berdiri di atas lahan bekas Hotel Dharma Nirmala, bangunan yang pada masa sebelumnya bernama Hotel der Nederlanden dan Raffles House.

Presiden Soeharto mempunyai dua ruang kerja di Bina Graha, yaitu di lantai dasar dan lantai atas. Kedua ruang kerja ini dihubungkan dengan tangga. Ruang kerja di lantai atas biasanya dipakai sebelum menghadiri sidang-sidang kabinet terbatas. Ruang kerja di lantai bawah dipakai untuk menerima tamu-tamu yang berhubungan dengan kegiatan pemerintahan. Untuk menerima tamu negara dan pejabat lembaga tinggi negara, Presiden Soeharto menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka.

Pada dasawarsa terakhir masa pemerintahannya, Pak Harto bahkan makin sering menggunakan kediamannya di Jalan Cendana untuk menerima para tamu. Pada periode itu Pak Harto juga mulai sering menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka pada hari Jum’at agar dekat dengan Masjid Baiturrahim. Beliau juga menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka itu untuk pertemuan-pertemuan yang bersifat khusus.

Tidak adanya kebutuhan untuk kehidupan rumah tangga di Istana Merdeka juga mengubah berbagai fungsi ruangan. Atas persetujuan Presiden Soeharto, bekas kamar tidur Bung Karno pada renovasi tahun 1997 diubah menjadi tempat untuk menyimpan Bendera Pusaka dan naskah asli Proklamasi Kemerdekaan. Patung dada Bung Karno dan Bung Hatta juga ditempatkan di ruang itu. Pada dinding utara ruang pusaka itu dipasang relief yang menggambarkan Sajuti Melik mengetik teks proklamasi, serdangkan pada dinging selatan menggambarkan Ibu Fatmawati menjahit Bendera Pusaka. Diantara semua Presiden Republik Indonesia, Presiden Habibie yang paling sering membawa tamunya mengunjungi Ruang Bendera Pusaka ini.

Bekas ruang tidur Ibu Fatmawati di sisi barat, disamping belakang ruang kerja Presiden, diubah menjadi dua ruang tidur untuk istirahat kepala negara, dilengkapi dengan kamar mandi yang telah direnovasi. Pak Harto hanya menggunakan ruang ini untuk bermalam setiap tanggal 16 Agustus setelah mengikuti upacara ranungan suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, menjelang upacara peringata hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Ruang Kredensial yaitu bangsal pertama yang dicapai setelah memasuki pintu utama Istana Merdeka dari arah serambi depan, tidak berubah fungsinya. Di situlah para duta besar negara sahabat menyampaikan surat keprecayaan (kredensial) kepada Kepala Negara Republik Indonesia. Di ruang ini pula Kepala Negara setiap tahun menerima para duta besar yang menyampaikan ucapan selamat ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dibelakang Ruang Kredensial terdapat sebuat koridor yang memisahkan Ruang Jepara di sisi barat sedangkan di sisi timur adalah salon yang dipakai sebagai ruang kerja, ruang tamu, dan ruang makan Ibu Negara. Pada masa Presiden Megawari, ruang ini dirombak menjadi Ruang Raden Saleh, khusus untuk menyimpan lima lukisan Raden Saleh.

Melalui koridor yang memisahkan Ruang Jepara dan Ruang Raden Saleh, para tamu bisa melangkah ke bangsal berikutnya, yaitu Ruang Resepsi yang merupakan ruang terluas di Istana Merdeka. Beberapa resepsi kenegaraan khususnya pada 17 Agustus malam diselenggarakan di ruang ini.

Ruang Respsi ini berlanjut ke serambi belakang yang sudah diperluas sejak renovasi tahun 1997. serambi ini semula merupakan teras terbuka, kemudian ditutup pada masa Presiden Soeharto dengan dinding pintu dan jendela kaca yang disesuaikan dengan gaya arsitektur bangunan. Serambi belakang tertutup ini juga bersambung ke sebuah teras terbuka yang menghadap ke pelataran Istana Jakarta. Di bagian atas dinding dalam serambi tersebut dihi8asi dengan relief aksara Arab yang mengandung arti ”damailah mereka yang berkunjung ke tempat ini” pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie.

Di halaman depan Istana Merdeka berdekatan dengan kolam air mancur, berdiri sebuah tiang bendera dari beton setinggi 17 meter. Sebelumnya, pada masa Hindia-Belanda, bendera dikibarkan di puncak Istana Merdeka. Setiap tahun dalam peringatan Proklamasi Kemerdekaan, pada tiang bendera ini dikibarkan duplikat Bendera Pusaka.

Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan di Istana Merdeka mempunyai ciri khas masing-masing, baik pada masa Bung Karno maupun Pak Harto. Pada masa Bung Karno, masyarakat datang berduyun-duyun pada puncak peringatan untuk mendengar pidato Bung Karno serta melihat parade di Jalan Medan Merdeka Utara dengan panggung kehormatan di depan Istana Merdeka. Pada masa Pak Harto, parade militer diubah menjadi Pawai Pembangunan yang diselenggarkan pada setiap tanggal 18 Agustus. Presiden kedua ini juga melembagakan acara makan malam Peringatan Hari Kemerdekaan dengan mengundang para perintis kemerdekaan, veteran dan warakawuri di Istana Merdeka.

Pada masa Pak Harto, upacara dipusatkan pada detik-detik Proklamasi dengan pembacaan Naskah Proklamasi. Upacara pengibaran dan penurunan bendera pada senja hari dikembangkan menjadi seremoni yang anggun. Pada masa inilah mulai diperkenalkan konsep Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang terdiri dari siswa-siswi SMU terpilih yang mewakili provinsi Indonesia.

Pada bulan-bulan lainnya, sejak tahun 1984, setiap senja tanggal 17 diselenggarakan acara tetap di halaman depan Istana Merdeka, yaitu upacara penurunan bendera dan penggantian regu Kawal Jaga Istana. Upacara yang disebut Parade Senja itu disemarakkan dengan atraksi marching band dari berbagai sekolah atau organisasi massa, serta kolone senjata yang diiringi Korps Musik Pasukan Pengamanan Presiden.

Secara bertahap Istana Jakarta pun mengalami perubahan wajah. Kegemaran Ibu Negara Tien Soeharto terhadap ukir-ukiran kayu Jepara dengan segera mengubah penampilan Istana. Di luar bergaya Palladio, didalam bergaya Jepara. Menurut Joop Ave, yang menjabat sebagai Kepala Istana-Istana Presiden pada saat diawalinya renovasi interior, upaya itu juga untuk mengindonesiakan sekaligus memasyarakatkan Istana. Ketika Sampoerno menjadi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, pengindonesiaan ragam hias tersebut dilanjutkan.

Ruang tamu Presiden di sisi Istana Merdeka misalnya, kemudian diberi nama Ruang Jepara, karena menggunakan ragam hias ukiran Jepara. Pada dinding-dindingnya digantung beberapa relief ukiran kayu berukuran besar. Salah satunya menggambarkan epik Ramayana. Beberapa saka di ruang itu juga dibungkus dengan kayu berukir. Dua pasang saka masif berlaras Ionia, masing-masing di Ruang Kredensial dan di Ruang Jepara, juga dibungkus dengan ukiran Jepara.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, lantai marmer di berbagai ruang utama Istana Merdeka ditutup permadani berwarna merah marun, sedangkan di Istana Negara dengan permadani warna hijau hutan. Permadani itu memakai hiasan dengan ragam hias lung-lungan di sepanjang tepi serta bagian tengahnya. Di Ruang Kredensial, hiasan tengah permadaninnya memakai motif Cakra Manggilingan.

Pilihan warna merah untuk Istana Merdeka dan hijau untuk Istana Negara juga diterapkan pada gorden atau tirai jendela dan pintu di kedua bangunan itu. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, gorden di Istana Merdeka diubah warnanya menjadi biru.

Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, jabatan Kepala Rumah Tangga Istana diubah menjadi Sekretariat Presiden RI yang pada masa presiden Megawati dijabat oleh Kemal Munawar. Presiden Megawati mengangkat staf khusus Kris Danubrata yang ditugasi melakukan penataan ulang interior Istana-Istana Presiden Republik Indonesia. Hal pertama yang dilakukannya adalah melepaskan semua ukiran-ukiran Jepara dari interior Istana Merdeka dan Istana Negara — kecuali Ruang Jepara yang sengaja dilestarikan sebagai bagian sejarah kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal itu dilakukan untuk mengembalikan nuansa asli klasik Eropa pada Istana Jakarta.

Secara bertahap dilakukan pula penggantian gorden dan karpet di Istana Jakarta. Gorden yang semula tebal dan berwarna masif digantikan dengan vitrase semi-transparan yang memberi kesan ringan dan terbuka. Karpet yang semula wall-to-wall diganti dengan lembaran-lembaran luas kapet Persia, Pakistan, dan Afganistan, yang menimbulkan kesan ramah dan akrab.

Kursi dan sofa dari kayu ukiran Jepara dengan bantalan berwarna kuning emas yang semula memenuhi Istana Jakarta juga diganti dengan kursi dan sofa peninggalan kolonial Hindia-Belanda dulu. Sebagian besar mebel itu dikeluarkan kembali dari gudang untuk direnovasi dan diganti bantalan baru dengan warna dan corak yang menimbulkan kesan elegan dan hangat.

Di masa Presiden Megawati dilakukan penataan dan penempatan kembali lukisan serta benda-benda seni lainnya dengan penataan interior yang baru. Beberapa lukisan dikembalikan ke tempatnya semula seperti ketika pada awalnya ditempatkan secara khusus oleh Bung Karno atas pertimbangan estetis dan teknis yang khusus.

Presiden Megawati juga memilih untuk tidak tinggal di Istana Merdeka. Sekalipun demikian Ibu Mega menggunakan Istana Negara sebagai kantornya. Oleh karenanya, Istana Negara perlu mengalami sedikit perubahan penataan interior.

Istana negara pada dasarnya terdiri dari dua balairung besar: Ruang Upacara dan Ruang Jamuan. Sesuai dengan namanya, Ruang Upacara adalah untuk tempat penyelenggaraan upacara-upacara resmi kenegaraan. Di masa Hindia-Belanda, Ruang Upacara dipakai sebagai ballroom untuk pesta-pesta yang disemarakkan dengan acara dansa.

Di Ruang Upacara tersedia dua perangkat gamelan: Jawa dan Bali, masing-masing ditempatkan di timur dan barat dari podium yang berada di sisi selatan Ruang Upacara. Jika upacara mengharuskan diperdengarkan lagu kebangsaan dengan korps musik dari pasukan pengamanan presiden maka ditempatkan di serambi belakang yang hanya dipisahkan oleh dinding belakang podium Ruang Upacara. Auditorium ini dapat menampung seribu hadirin berdiri atau 350 hadirin duduk.

Sedangkan Ruang Jamuan dipakai untuk jamuan kenegaraan atau sebagai tempat para tamu beramah-tamah setelah upacara selesai. Ruangan ini dapat menampung 150 orang. Sebuah luisan Basoeki Abdullah bertema Ratu Kidul merupakan elemen hias utama di ruang ini.

Serambi depan yang terbuka, menghadap ke Jalan Veteran dapat dicapai dengan anak-anak tangga di kedua sisinya. Melalui pintu-pintu kaca, pengunjung akan tiba di ruang depan. Ruang depan ini dipergunakan sebagai tempat untuk tukar-menukar cinderamata antara dua kepala negara sebelum memasuki Ruang Jamuan. Di ruang ii terdapat tiga kandelabra besar dan sepasang cermin antik yang tingginya hampir mencapai tiga meter.

Dari depan ini terdapat sebuah koridor untuk mencapai Ruang Jamuan. Sejumlah lukisan bertema revolusi kemerdekaan karya S. Sudjojono, Dullah, dan Rustamadji dipajang di kedua dinding di sepanjang koridor itu.

Di kedua sisi koridor itu terdapat beberapa ruang khusus. Di sisi barat terdapat suite untuk Wakil Presiden dan ruang tunggu tamu Presiden. Ruang tamu Presiden ini dulunya merupakan Ruang Pusaka untuk menyimpan berbagai benda pusaka. Di ruang ini Presiden menemui tamu-tamunya.

Ruang kerja Presiden berada di sisi timur koridor ini, diapit dengan ruang tunggu tamu dan ruang ajudan. Ruang kerja ini hanya dilengkapi dengan sebuah meja kerja besar, sebuah kursi kerja untuk Presiden, dua kursi hadap, dan sebuah lemari panjang untuk menyiman berbagai benda seni dari keramik dan perak. Di belakang ruang kerja ini terdapat ruang istirahat dan ruang makan bagi Presiden.

Pemerintahan Presiden Soeharto berakhir dalam sebuah upacara mendadak di Ruang Kredensial Istana Merdeka pada tanggal 21 Mei 1998. dalam acara singkat yang disiarkan langsung melalui televisi, Wakil Presdien Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie mengucapkan sumpah di hadapan Ketua Mahkamah Agung untuk memulai tugasnya sebagai Presdien Republik Indonesia yang ketiga.

Presiden Habibie tinggal di kediaman pribadi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, dan berkantor di Istana Merdeka. Ia menggunakan kantor di Bina Graha hanya pada saat-saat tertentu, misalnya bila memimpin Sidang Kabinet Terbatas. Untuk itu, dilakukan berbagai penyesuaian untuk membuat ruang kerja di Istana Merdeka itu memenuhi syarat guna menunjang kerja seorang Presiden yang akrab dengan teknologi baru.

Sebuah setelah sofa dari kulit bergaya Chesterfield ditempatkan di ruang kerja. Di atas meja kerja ditempatkan dua komputer. Pada batang lampu-duduk di atas meja kerja. Presiden Habibie menggantungkan sebuah boneka beruang kecil yang didapatnya dari seorang teman sebagai kenang-kenangan.

Irama kerja Presiden Habibie berbeda dengan irama kerja kedua pendahulunya. Sebagai orang yang bekerja tanpa henti hingga larut malam, Pak Habibie baru memulai acaranya di Istana Merdeka pada pukul sepuluh pagi. Kadang-kadang ia tidak keluar dari Istana hingga menjelang tengah malam. Pada hari Sabtu, ia mengkhususkan waktunya di Istana Merdeka untuk menerima wartawan yang hendak mewawancarainya.

Untuk menerima tamu-tamu diantara dua kegiatan di Istana Negara dan Istana Merdeka, Presiden Habbie kadang-kadang menggunakan salah satu ruang di Puri Bhakti Renatama. Ini juga demi alasan praktis karena gedung itu terletak dalam perjalanan antara kedua Istana. Untuk jumpa pers, ia sering mengundang para wartawan ke Wisma Negara. Presiden Habibie juga sering memanfaatkan ruang makan yang berbeda untuk acara santap siangnya. Ia sering membawa sendiri makan siangnya dari rumah.

Presiden Habibie hanya sempat memerintah selama 13 bulan, dan menyerahkan kepemimpinan bangsa Indonesia kepada Presiden Abdurrahman Wahid, yang biasa dipanggil Gus Dur. Pada masa kepemimpinannya, Gus Dur memindahkan keluarganya ke Istana Merdeka. Ia menggunakan ruang tidur yang semula dipergunakan Bung Karno di Istana Merdeka.

Gaya hidup Gus Dur yang sangat terbuka memberi warna baru degup kehidupan Istana Jakarta. Seringkali Istana ”hidup” selama 24 jam karena berbagai jamuan dan pertemuan keluarga yang menghadirkan tamu berjumlah besar.

Gus Dur juga bekerja di ruang kerja Bung Karno. Sebaliknya, Presiden Megawati justru tidak menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka sebagai kantornya, melainkan salah satu ruangan di Istana Negara.

Pada masa Presiden Megawati dipersiapkan rencana memindahkan Kantor Presiden ke Puri Bhakti Renatama yang terletak di pelataran dalam antara Istaa Merdeka dan Istana Negara. Bangunan tambahan itu dibangun semasa Presiden Soeharto sebagai museum untuk menyiman lukisan dan benda-benda seni serta benda-benda hadiah.

Tetapi karena koleksi lukisan, benda seni, dan benda hadiah terus bertambah, museum itu tidak mampu lagi menampung semuanya. Gedung Bina Graha yang semula menjadi Kantor Presiden diubah fungsinya menjadi museum untuk menyimpan semua koleksi benda seni yang tidak dipajang di Istana. Sedangkan bekas bangunan museum itu direnovasi menjadi kantor Presiden yang baru, lengkap dengan ruang untuk konferensi pers dan ruang Rapat Kabinet.

Baik pada masa penjajahan maupun masa kemerdekaan, Istana Negara dan Istana Merdeka sarat dengan berbagai puncak peristiwa sejarah. Di Istana Rijswijk pada tahun 1829 Gubernur Jenderal G.A.G. baron Van Der Capellen mendengarkan rancana Jenderal Hendrik Merkus baron De Kock untuk menumpas pemberontakan Diponegoro. Sebagai Panglima Tertinggi Tentara Hindia-Belanda De Kock berhasil memerpdaya Diponegoro pada awal 1830 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Graaf Van Den Bosch.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Istana Negara menjadi saksi sejarah atas penandatanganan naskah Persetujuan Linggarjati pada hari Selasa, 25 Maret 1947. Persetujuan ini antara lain menetapkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda akan bersama-sama menyelenggarakan berdirinya sebuah negara berdasarkan prinsip federasi. Setahun kemudian, pada tanggal 13 Maret 1948, Istana Negara kembali menjadi tuan rumah untuk pertemuan empat mata antara Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Letnan Gubernur Jenderal Dr. Hubertus J. Van Mook.

Pada masa pemerintahan Presiden Sukarno, beberapa puncak peristiwa sejarah yang terjadi di Istana Merdeka dan Istana Negara antara lain adalah: pembubaran Republik Indonesia Serikat dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1950. Dekrit Presiden Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 di depan Istana Merdeka pada 5 Juli 1959, pidato Dekrit Ekonomi di Istana Negara pada tanggal 28 Maret 1963 sebagai akibat ditolaknya permintaan utang kepada IMF (Dana Moneter Internasional). Di masa Presiden Sukarno halaman Istana Merdeka juga beberapa kali dipakai untuk pawai raksasa.

Isu tentang ”pengepungan” Istana Jakarta oleh sekelompok tentara pada akhir pemerintahan Presiden Soeharto tampaknya mengulangi insiden serupa yang terjadi pada akhir masa pemerintahan Presiden Sukarno. Ketika itu, Presiden Sukarno segera meninggalkan Istana Jakarta dengan helikopter menuju Istana Bogor.

Ruang Kredensial Istana Merdeka menjadi perhatian dunia ketika pada tanggal 21 Mei 1998 dilangsungkan upacara singkat pengambilan sumpah Presiden Habibie yang disiarkan secara langsung ke seluruh penjuru dunia. Sekelompok mahasiswa sempat mendekati halaman depan Istana Merdeka untuk melakukan unjuk rasa.

Hampir semua kepala negara dan kepala pemerintahan dari seluruh dunia telah mendaki anak-anak tangga Istana Merdeka di Jakarta. Nama-nama mereka tercatat dalam daftar panjang para tamu negara di Istana Jakarta. Beberapa nama besar dalam sejarah dunia yang pernah berkunjung ke Istana Jakarta antara lain adalah: Shri Pandit Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri Indira Gandhi, Ratu Elizabeth, Raja Norodom Sihanouk, Jaksa Agung Robert Kennedy, Presiden Nelson Mandela, Kanselir Helmut Kohl, Presiden Bill Clinton, dan Putri Diana.

Sampai kini, tercatat 23 kepala pemerintahan yang pernah memakai kompleks Istana Jakarta ini, yaitu: 15 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, tiga Saiko Shikikan (Panglima Tertinggi Tentara ke-16 Jepang di Jawa), dan lima orang Presiden Indonesia. Dari 15 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, hanya empat orang yang benar0benar tinggal di Istana Waltevreden; yang lain menetap di Istana Buitenzorg dan hanya datang ke Batavia untuk menghadiri pertemuan Raad van Indie. Hanya dua orang Presiden Republik Indonesia yang pernah tinggal di kompleks Istana Jakarta yaitu Presiden Sukarno dan Presiden Abdurrahman Wahid.

G.      MONAS
Berkas:Monas view from Gambir station.JPG
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.
Sejarah
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu.Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961.
Pembangunan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Sukarno_Inspect_Monas_Construction.JPG/250px-Sukarno_Inspect_Monas_Construction.JPG

Sukarno menginspeksi pembangunan Monas. Foto ini dibuat sekitar tahun 1963-1964.
Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada bulan Agustus 1963. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.[4][5] Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan melakukan berbagai aktivitas dalam taman.
Rancang Bangun Monumen
Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam hari.[6] Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato[7] sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia. Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen.
Relief Sejarah Indonesia
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/62/Relief_of_Indonesian_History%2C_Monas.JPG/250px-Relief_of_Indonesian_History%2C_Monas.JPG
http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf3/skins/common/images/magnify-clip.png
Relief timbul sejarah Indonesia menampilkan Gajah Mada dan sejarah Majapahit
Pada halaman luar mengelilingi monumen, pada tiap sudutnya terdapat relief timbul yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau; menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut. Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan kerangka pipa atau logam, sayang sekali beberapa patung dan arca mulai rontok dan rusak akibat hujan dan cuaca tropis.
Museum Sejarah Nasional
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ce/Diorama_02.JPG/250px-Diorama_02.JPG
http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf3/skins/common/images/magnify-clip.png
Pelajar memperhatikan diorama sejarah Indonesia
Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru pada masa pemerintahan Suharto.
Ruang Kemerdekaan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/08/Independence_Room.JPG/250px-Independence_Room.JPG

Ruang kemerdekaan
Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.[1][8]. Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" diikuti kemudian oleh rekaman suara Sukarno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Pada sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Semua itu sangat indah.
Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a0/Monas_Peak_Platform.JPG/250px-Monas_Peak_Platform.JPG
http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf3/skins/common/images/magnify-clip.png
Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati panorama Jakarta dari ketinggian
Sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram[1], akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.[9] Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter dibawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Sebanyak 28 kg dari 38 kg emas pada obor monas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.[10]
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c3/View_of_Jakarta_from_Monas.jpg/1800px-View_of_Jakarta_from_Monas.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6b/Magnify-clip.png
Pandangan Jakarta Pusat dari puncak Monumen Nasional
Galeri
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f6/Monas_Museum_of_Indonesian_History.JPG/120px-Monas_Museum_of_Indonesian_History.JPG
Museum Sejarah Nasional Indonesia di kaki monumen.
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fb/Diorama_01.JPG/120px-Diorama_01.JPG
Diorama sejarah Indonesia di dalam museum.
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5b/Monas_view_from_Gambir_Bus_Terminal.JPG/120px-Monas_view_from_Gambir_Bus_Terminal.JPG
Kolam pantul Monas di Taman Medan Merdeka Monas.
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Monas_avond.JPG/120px-Monas_avond.JPG
Monas di kala malam.
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9c/Statue_at_Monas.JPG/90px-Statue_at_Monas.JPG
Dewi Pertiwi
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c0/Garuda_Pancasila.jpg/120px-Garuda_Pancasila.jpg
Garuda Pancasila di dalam Ruang Kemerdekaan Monas.
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Proclamation_of_Independence_Text.JPG/120px-Proclamation_of_Independence_Text.JPG
Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disimpan di Ruang Kemerdekaan Monas.
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d7/Indonesian_Archipelago_and_Students.JPG/120px-Indonesian_Archipelago_and_Students.JPG
Peta Nusantara berlapis emas di dalam Ruang Kemerdekaan.
Referensi

H.      CIBADUYUT
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS6v3faDcRQ4zx8_O3RdqIcciOAl91amqccPyE0mkjfOl5nHFTpCcDoTRD68BUquIdrGoMMCs30lNooc70oOrg0E_hhRw0gN_KfBLQgEnFAie0JivU9zTalahXNH4viLXWalQ3_BSAH_E/s320/cibaduyut+bandung.jpg
Sepatu, tas dan dompet merupakan salah satu asesoris yang selalu digunakan dan dibawa baik bagi pria maupun wanita. Bandung merupakan salah satu sentral pembuatan asesoris tersebut. Tepatnya berada di Cibaduyut Bandung. Cibaduyut pun dikenal sebagai deretan toko terpanjang di Asia. Hasil produk sepatu cibayudut tidak kalah dengan merek luar negeri. Buktinya dengan banyaknya turis domestik yang datang ke sini.

Cibaduyut Bandung berada di daerah selatan Bandung kira kira dari pusat kota sekitar 30 menit. Kawasan ini awalnya terkenal dengan sentral sepatu kulit.

Untuk menuju ke Cibaduyut tidak sulit. Di tandai dengan patung sepatu yang besar di depan perempatan sebelum memasuki jalan Cibaduyut Bandung. Dengan adanya patung yang Sepatu memudahkan untuk para pengunjung untuk bisa sampai ke cibaduyut bandung, karena patung sepatu merupakan lambang atau ciri khas dari jalan cibaduyut dan patung sepatu satu-satunya yang ada di kota Bandung. Pantung sepatu cibaduyut merupakan akses pintu masuk menuju dari jalan Cibaduyut Bandung.

Sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko toko yang menjual dan menerima pesanan sepatu. Semua ukuran sepatu dapat dibuatkan di sini. Daerah ini terkenal karena harga yang mereka tawarkan cukup murah, dan kwalitas yang cukup bagus.

Kita bisa melihat toko-toko yang berjejer memajang dagangan yang didominasi oleh tas dan sepatu. Kalau kita masuk ke dalamnya, kita dapat menemukan lebih banyak lagi. Ada pakaian termasuk jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, bahan kulit untuk mebuat sepatu atau sendal dan lain-lain.

Keistimewaan dari cibaduyut adalah bagi anda yang ingin membeli sepatu dengan model yang anda inginkan anda bisa melakukan pemesanan. Harganya pun bervariasi, mulai dari beberapa puluh ribu saja sampai dengan ratusan ribu rupiah. Harganya pun bisa di tawar. Dengan kualitas yang bagus juga. Mangkanya deangan kualitas yang terjamin prodak dari cibaduyut sangat terkenal hingga ke Asia.

Selain sepatu, dompet dan tas banyak juga di sini di jual makanan khas Bandung sebagai oleh oleh bandung. Jika datang ke cibaduyut Bandung anda tak hanya belanja sepatu atau makanan saja, namun dompet pun disini bisa dijadikan oleh oleh Bandung, karena harga, bentuk dan kwalitas yang bagus.

Tidak jauh dari jalan cibaduyut bandung terdapat terminal bus leuwih panjang, yang bisa memudahkan para pengunjung yang menggunakan alat tranportasi untuk mengunjungi cibaduyut bandung. Untuk anda yang menggunakan kendaraan pribadi dari luar bandung anda bisa keluar dar Tol Kopo atau tol Moch. Toha, karna kedua Tol ini akses keluar dari tol yang sangat dekat. Berbagai oleh-oleh ciri khas kota bandung bisa anda dapatkan disini, seperti penyeum, dodol, opak, dan lain-lain.

Jika Cibaduyut terkenal akan sentral sepatu dan tas ada wilayah lain yang juga terkenal dengan produk Jeans, yaitu Cihampelas Bandung. Jangan lupa jika anda berlibur ke Bandung mintalah Cibaduyut Bandung dan Cihampelas Bandung masuk dalam Bandung tour package anda. Maka anda akan menemukan sensasi lain dari Kota Bandun



                   C.            Kesan-kesan
o   Selama di Kota Bandung dan Jakarta kami mendapat pengalaman baru yang tidak pernah kami lupakan.
o   Kami senang karena pada saat di kota Bandung kami mendapat wawasan,ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat melihat sejarah pada masa lalu.
o   Kami sangat senang karena pada saat di Jakarta kami dapat menikmati wahana di DUFAN.
                   D.            Faktor Pendukung Kunjungan
Ø  Melaksanakan kegiatan sekolah yang diadakan setiap tahun.
Ø  Menambah wawasan tentang daerah wisata di Jakarta.
Ø  Untuk nilai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.



















  Bab 3
Penutup
A.                                                          Kesimpulan
             Kami merasa senang pada saat berwisata ke Bandung-Jakarta karena kami jadi lebih mengerti tentang tempat-tempat wisata yang ada di kota Bandung dan Jakarta serta ilmu pengetahuan kami menjadi bertambah,serta menambah pengalaman saat berwisata. Kota Jakarta adalah kota yang banyak mengandung sejarah. Disana banyak terdapat tempat wisata. Maka dari itu apabila kita berwisata ke Jakarta sebaiknya kita tidak boleh hanya bersenang-senang saja. Kita juga harus mengetahui sejarh tentang tempat tersebut. Terlebih apabila kita pergi ke museum, kita dapat melihat benda-benda bersejarah, dari situ kita dapat mengetahui hehidupan zaman dahulu.


B.                                                          Saran
*     
o   Untuk para panitia sebaiknya pada saat di tempat wisata kami diberikan waktu yang cukup lama,supaya kami bisa mencari informasi dan pengalaman tanpa terburu-buru.
o   Untuk guru dan panitia penyelenggara diharapkan tahun-tahun mendatang tujuan wisata yang belum pernah dikunjungi tahun-tahun lampau.
o   Untuk adik kelas sebaiknya jika ada Study Wisata diharapkan agar dapat mengikuti kegiatan Study Wisata tersebut karena selain menyenangkan juga menambah pengalaman dan wawasan bersama teman-teman dan guru-guru.
o   Semoga laporan perjalanan Study Wisata ini bermanfaat bagi adik-adik kelas dan pembaca.

*     










4 komentar: